Sabtu 15 Apr 2023 00:30 WIB

Polisi Australia Tangkap Pria yang Baru Pulang Dari Cina

Pria tersebut ditahan atas pelanggaran intervensi asing.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Borgol. Ilustrasi. Seorang pria Australia yang baru pulang dari Cina ditangkap pihak berwenang di Sydney. Pejabat pengadilan, polisi dan tetangganya mengatakan Alexander Csergo ditahan atas pelanggaran intervensi asing.
Borgol. Ilustrasi. Seorang pria Australia yang baru pulang dari Cina ditangkap pihak berwenang di Sydney. Pejabat pengadilan, polisi dan tetangganya mengatakan Alexander Csergo ditahan atas pelanggaran intervensi asing.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seorang pria Australia yang baru pulang dari Cina ditangkap pihak berwenang di Sydney. Pejabat pengadilan, polisi dan tetangganya mengatakan Alexander Csergo ditahan atas pelanggaran intervensi asing.

Juru bicara pengadilan New South Wales mengatakan pria berusia 55 tahun itu akan hadir di pengadilan lokal Parramatta pada Sabtu (15/4/2023) atas dakwaan intervensi asing. Dokumen pengadilan menunjukkan kasusnya merupakan kasus pidana.

Baca Juga

Dalam pernyataannya polisi mengatakan penangkapan Csergo bagian dari penyelidikan gabungan dengan badan intelijen. Dakwannya berkaitan dengan informasi pertahanan dan keamanan nasional.

Polisi yang tidak menyebutkan nama terdakwa dalam pernyataannya mengatakan pria itu berbisnis di luar negeri dan baru pulang ke Australia. Seorang tetangganya mengatakan Csergo ditangkap di kediamannya di daerah pinggir pantai Bondi, Sydney.

Salah satu tetangganya yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan Alex tinggal selama beberapa tahun di Shanghai dari baru pulang. Ia tinggal di tempat ia ditangkap pada Jumat (14/4/2023). Tetangga yang lain mengatakan penangkapan ini merupakan kunjungan polisi kedua dalam beberapa pekan terakhir.

Di akun LinkedIn miliknya, Alexander Csergo yang tinggal di Shanghai merupakan konsultan pemasaran digital dan data. Ia memiliki pengalaman di industri periklanan Cina, Singapura dan Australia. Di akun tersebut disebutkan ia sudah bekerja di Cina sejak 2011.

Dalam pernyataannya polisi menuduhnya melakukan kontak dengan orang yang mengklaim dari sebuah think-tank. Ia kemudian bertemu dua orang yang disebut sebagai "Ken" dan "Evelyn" yang menawarinya ua untuk informasi mengenai pertahanan, ekonomi dan pengaturan keamanan nasional Australia serta beberapa negara lain.

Polisi menuduhnya mengumpulkan sejumlah laporan dari orang-orang itu dan menerima uang dari laporan-laporannya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement