Senin 17 Apr 2023 13:23 WIB

Kebakaran di Apartemen Dubai, 16 Warga Asing Tewas

Lokasi apartemen yang terbakar hanya berjarak 3 km dari Bandara Internasional Dubai.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Kebakaran (ilustrasi). Kebakaran melanda sebuah gedung apartemen di Dubai, Uni Emirat Arab, yang menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai sembilan lainnya. Api berkobar pada Sabtu (15/4/2023) di daerah Al Murar di lingkungan Deira yang bersejarah di Dubai.
Foto: Antara
Kebakaran (ilustrasi). Kebakaran melanda sebuah gedung apartemen di Dubai, Uni Emirat Arab, yang menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai sembilan lainnya. Api berkobar pada Sabtu (15/4/2023) di daerah Al Murar di lingkungan Deira yang bersejarah di Dubai.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kebakaran melanda sebuah gedung apartemen di Dubai, Uni Emirat Arab, yang menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai sembilan lainnya. Api berkobar pada Sabtu (15/4/2023) di daerah Al Murar di lingkungan Deira yang bersejarah di Dubai.

Naseer Vatanappally, seorang pengusaha berbasis di Dubai yang menjadi sukarelawan di Konsulat India untuk masalah repatriasi, mengatakan, pihak berwenang telah mengidentifikasi korban tewas sebagai enam orang Sudan, empat orang India, tiga orang Pakistan, seorang Kamerun, seorang Mesir dan seorang Yordania. Dia mengatakan, polisi berupaya memproses dokumen untuk mengirim jenazah kembali ke tanah air mereka.

Baca Juga

Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif mengatakan, dia sangat sedih atas kematian ketiga warga Pakistan dalam insiden kebakaran itu. “Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga yang berduka atas tragedi tersebut (dan) telah mengarahkan Misi Pakistan di UEA untuk memberikan dukungan kepada keluarga yang terkena dampak,” kata Sharif.

Pada Ahad (16/4/2023) bekas arang terlihat di gedung apartemen berlantai lima. Apartemen tersebut merupakan rumah bagi toko kelontong, toko asap, dan bisnis lain di lantai dasar. 

Pita kuning polisi di TKP menutup gedung dan banyak polisi yang masih berjaga. Lokasi apartemen tersebut hanya berjarak 3 kilometer dari Bandara Internasional Dubai.

Seorang pria yang berada di dekat lokasi kebakaran mengaku mendengar ledakan seperti dari tabung gas yang terbakar, diikuti asap hitam pekat. Pernyataan pria itu sesuai dengan video yang diunggah ke media sosial.

Truk pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian pada Sabtu. Setidaknya satu orang di dalam gedung melambaikan kemeja putih dari balkon untuk memberi sinyal kepada tim penyelamat.

Pria itu mengatakan, pada saat terjadi kebakaran sebagian besar orang di dalam apartemen sedang tidur. Pertahanan Sipil Dubai menggambarkan, api mulai dari lantai empat. Namun bekas arang juga dapat dilihat di lantai lima.

"Investigasi awal menunjukkan, kurangnya kepatuhan terhadap persyaratan keamanan dan keselamatan bangunan menyebabkan kebakaran tersebut. Otoritas terkait sedang melakukan penyelidikan komprehensif untuk memberikan laporan rinci tentang penyebab kebakaran," ujar pernyataan Pertahanan Sipil Dubai.

Manajemen gedung menolak memberikan keterangan lebih lanjut. Mereka hanya mengatakan penyelidikan polisi yang sedang berlangsung. Dalam beberapa tahun terakhir, Dubai menghadapi serentetan kebakaran tingkat tinggi, yang dipicu oleh bahan pelapis dinding yang mudah terbakar. 

Namun, kebakaran lain di gudang dan bangunan yang lebih kecil dapat terjadi, terutama di musim panas saat suhu mencapai 45 derajat Celcius. Pada  Sabtu, Dubai mengalami suhu setinggi 28 derajat Celcius dengan angin kencang.

Pemisahan apartemen ilegal telah menjadi masalah di Dubai selama beberapa dekade. Hal ini diperparah ketika Dubai mengalami ledakan real estat dan pertumbuhan ekonomi seperti yang dialami sekarang. 

Pihak berwenang telah meluncurkan tindakan keras, tetapi pemilik properti tetap menawarkan apartemen yang dipartisi karena pekerja dari Afrika, Asia, dan Timur Tengah mencari tempat tinggal yang murah untuk menghemat pengeluaran.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement