Selasa 18 Apr 2023 15:27 WIB

Sisi Gelap Mudik, Ekonomi tidak Merata Hingga Brain Drain di Pedesaan

Celios prediksi perputaran uang di daerah selama mudik capai Rp 67 Triliun

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Pemudik menggunakan KA Fajar Utama Solo turun di Stasiun Yogyakarta, Selasa (18/4/2023). Puncak arus mudik dari Stasiun Yogyakarta diperkirakan terjadi pada Rabu (20/4/2023) dengan jumlah penumpang 20.276 orang. Sementara mulai H-7 Lebaran Idul Fitri rerata penumpang kereta api di Stasiun Yogyakarta mencapai 19 ribu orang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pemudik menggunakan KA Fajar Utama Solo turun di Stasiun Yogyakarta, Selasa (18/4/2023). Puncak arus mudik dari Stasiun Yogyakarta diperkirakan terjadi pada Rabu (20/4/2023) dengan jumlah penumpang 20.276 orang. Sementara mulai H-7 Lebaran Idul Fitri rerata penumpang kereta api di Stasiun Yogyakarta mencapai 19 ribu orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi perputaran uang di daerah selama mudik lebaran 2023 sebesar Rp 67 triliun. Masyarakat yang mudik akan menggunakan anggaran tunjangan hari raya untuk mengirimkan uang ke sanak saudara dan berbelanja.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan sektor usaha yang akan meningkat di daerah meliputi ritel, makanan minuman, jasa pariwisata dan jasa transportasi.

Baca Juga

“Tapi fenomena mudik tidak lantas menurunkan ketimpangan, karena begitu mudik selesai uang kembali tersedot ke pusat. Contohnya ketika ada pengusaha di daerah menyimpan uang di bank, akan terakumulasi di Jabodetabek. Itu yang membuat 70 persen peredaran uang pada waktu normal ada di Jabodetabek,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (18/4/2023).

Sementara penyaluran kredit ke UMKM porsinya cuma 18 persen dari total kredit. Menurutnya fenomena lain yang menjelaskan ketimpangan karena tren urbanisasi atau pencari kerja yang marak pasca lebaran.

“Selesai mudik, saudara yang ada di kota besar mengajak saudara di kampung untuk merantau. Alhasil terjadi brain drain di pedesaan,” ucapnya.

Bhima menyebut pembangunan infrastruktur di daerah pun terbilang belum optimal dalam menarik investasi. Hal ini menjelaskan banyak komitmen investasi akhirnya mangkrak.

“Daerah dianggap belum berhasil menjadi magnet investasi yang berorientasi jangka panjang dan padat karya,” ucapnya.

Sebelumnya Pemerintah memproyeksikan perputaran uang kartal periode lebaran 2023 mencapai 10 persen hingga 15 persen. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah pemudik pada tahun ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah memperkirakan jumlah pemudik pada tahun ini sebanyak 120 juta orang. Adapun prediksi ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebanyak 85 juta orang.

“Kemenhub memperkirakan jumlah pemudik lebih dari 120 juta orang tahun ini, ini sangat tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sekitar 85 juta pemudik. Biasanya perputaran uang kartal itu, periode lebaran meningkat tajam 10-15 persen,” ujarnya konferensi pers APBN KiTA secara daring, Senin (17/4/2023).

Febrio menyebut ramainya jumlah pemudik pada tahun ini dikarenakan kasus covid-19 di Indonesia mulai terkendali serta didukung proses vaksinasi yang sangat baik. Hal tersebut menjadi momentum yang baik untuk mendorong perekonomian di daerah-daerah.

“Kita melihat sebagai potensi momentum pertumbuhan ekonomi di daerah juga akan meningkat biasanya selama bulan Ramadan dan libur lebaran," ucapnya.

Menurut Febrio, dampak perputaran uang selama momen Ramadan akan signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2023.

“Memang ini kita melihat sebagai potensi pertumbuhan ekonomi di daerah. Juga akan cukup meningkat selama bulan Ramadhan dan libur lebaran. Nah ini akan terlihat cukup kuat di pertumbuhan ekonomi kuartal ke dua, karena ini sudah masuk kuartal kedua,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement