REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan berbagai kinerja positif terus berlanjut. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2023 mencatat surplus dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB.
Perry mengatakan, saat ini NPI tetap baik dan mendukung ketahanan eksternal. “Transaksi berjalan kuartal I 2023 diprakirakan mencatat surplus ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang sebesar 12,3 miliar dolar AS,” kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI April 2023, Selasa (18/4/2023).
Dia menjelaskan, transaksi modal dan finansial kuartal I 2023 diperkirakan juga mencatat surplus. Hal tersebut seiring aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada kuartal I 2023 yang mencatat net inflows sebesar 4,7 miliar dolar AS.
Sementara itu, aliran masuk modal asing ke investasi portofolio terus berlanjut pada April 2023. Perry menyebut, hingga 14 April 2023 mencatat net inflows 1,2 miliar dolar AS.
Dia menilai, perkembangan positif aliran masuk modal asing sejalan dengan dampak meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. “Ini di tengah kondisi ekonomi domestik yang terus membaik seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan yang menarik,” jelas Perry.
Dia menambahkan, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2023 juga terus meningkat menjadi 145,2 miliar dolar AS. Angka tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan juga mencatat surplus yang lebih tinggi. “Ini didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio,” ucap Perry.