REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pada 20 April 2023, gerhana matahari hibrida akan melewati wilayah Indonesia. Gerhana itu terbentuk akibat perubahan jarak antara permukaan Bumi yang melengkung dengan bulan sebagai objek yang menghalangi matahari saat gerhana matahari.
Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Johan Muhammad dalam penyataan menuturkan bahwa gerhana matahari sebagian yang diamati dari Lampung dan dapat diamati di Jakarta, yaitu mulai gerhana sebagian pada pukul 09.31 WIB, puncak gerhana sebagian pada pukul 10.44 WIB, dan akhir gerhana sebagian adalah pada pukul 12.02 WIB.
Ia mengingatkan masyarakat yang hendak mengamati gerhana matahari agar tidak melihat secara langsung tanpa menggunakan filter khusus matahari, karena berbahaya bagi mata.
Alat yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana matahari adalah teleskop yang dilengkapi filter matahari, kacamata khusus gerhana matahari, kamera DSLR lensa telefoto yang dilengkapi filter matahari, dan kamera lubang jarum.
Gerhana matahari total akan teramati, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur yang terbilang singkat kurang lebih 1 menit. Sementara di daerah Indonesia lainnya akan teramati sebagai gerhana matahari parsial.
Adapun gerhana matahari hibrida akan teramati sebagai gerhana matahari cincin di wilayah selatan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Berdasarkan prakiraan BRIN, gerhana matahari total di Biak Numfor kontak yang terjadi adalah mulai gerhana sebagian pada pukul 12.20 WIT, mulai gerhana total pada pukul 13.56 WIT, puncak gerhana total pada pukul 13.57 WIT, akhir gerhana total pada pukul 13.57 WIT, dan akhir gerhana sebagian pada pukul 15.26 WIT.