REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Ada perbedaan pandangan di antara para astronom dan lembaga astronomi Arab dan Muslim, sehubungan dengan hari pertama perayaan Idul Fitri tahun ini.
Beberapa dari mereka mengutip Idul Fitri akan jatuh pada Jumat, sementara yang lain mengatakan Idul Fitri akan terjadi pada Sabtu, dan ini didasarkan pada perhitungan astronomi mereka. Gerhana matahari dan beberapa faktor lain dikaitkan dengan ini. Dalam skenario seperti itu, hanya penampakan bulan sabit Syawal dalam cuaca cerah pada Kamis malam yang akan mengakhiri kontroversi.
Perkiraan astronomi menunjukkan kemungkinan hari pertama Idul Fitri dan hari pertama Syawal akan terjadi pada Jumat, 21 April 2023 dan dengan demikian Ramadhan tahun ini akan memiliki 29 hari.
Tetapi, fenomena astronomi yang akan terjadi di banyak negara di dunia malam itu, yang merupakan gerhana matahari total, dapat menghalangi penglihatan bulan sabit dengan mata telanjang atau melalui teleskop.
Dalam kasus seperti itu, bulan lunar Ramadhan akan selesai dengan puasa selama 30 hari, hari pertama Syawal dan Idul Fitri akan terjadi pada Sabtu, 22 April.
Mahkamah Agung Arab Saudi Jumat lalu meminta semua Muslim di Kerajaan untuk mencari bulan sabit Syawal pada Kamis malam (20/4/2023). Mahkamah Agung mendesak mereka yang melihat bulan sabit dengan mata telanjang atau melalui teropong untuk memberi tahu pengadilan terdekat mereka, kemudian mendaftarkan kesaksian mereka atau menghubungi pusat kota terdekat.
Lembaga Penelitian Nasional Astronomi dan Geofisika (NRIAG) di Mesir mengatakan pada Senin, bahwa berdasarkan perhitungannya Idul Fitri akan diadakan pada hari Jumat, 21 April. NRIAG mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kamis, 20 April, akan menjadi hari terakhir bulan suci Ramadhan, dan Jumat akan menjadi hari pertama Syawal.