Pada 1930-an, membakar mercon (petasan), dulu diatur waktunya. Mercon boleh dibakar sejak pukul 17.00 menjelang malam Lebaran hingga pukul 00.00. Esok harinya, hari Lebaran bakar mercon diizinkan mulai pukul 05.00 hingga pukul 10.00. Pada Lebaran Ketupat, yaitu seminggu setelah Lebaran Idul Fitri, bakar mercon diperbolehkan selama dua hari, hari pertama pukul 05.00-09.00, hari kedua pukul 04.30-11.00.
Adanya bakar mercon pada malam Lebaran ini, mala orang-orang Belanda menganggap malam Lebaran sebagai tahun baru pribumi. Mercon berasal dari kata mercu yang artinya puncak. Muljadi Martosudarma dalam tulisannya di Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie edisi 21 Desember 1935, membakar mercon berarti meniti puncak kehormatan setelah berpuasa sebulan penuh. Segala dosa diampuni.
Jika dianalogikan dengan pengertian itu, maka warga yang halaman rumahnya paling banyak sisa kertas mercon yang meledak, berarti dia yang paling banyak dosanya. De Sumatra Post pernah menurunkan laporan belanja mercon pada 1924 di Bogor. Pada Lebaran 1924 itu, belanja mercon di Bogo rmencapai 40 ribu – 50 ribu gulden. Saat itu, ada perusahaan yang memberikan persekot upah hari kerja setelah Lebaran yang dibayarkan sehari sebelum Lebaran mencapai 10 ribu gulden. Salah satu cara untuk mengbaiskannya ya dengan membeli mercon, selain membeli baju baru.
Ma Roejan