Selasa 25 Apr 2023 10:02 WIB

PNS BRIN Ancam Muhammadiyah, Thomas: Saya Langsung Tegur, Dia Menyesali 

Komentar AP Hasanuddin yang dianggap Thomas berlebihan telah membuat gaduh.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegawai negeri sipil (PNS) BRIN Andi Pangerang Hasanuddin melalui akun AP Hasanuddin mengeluarkan pernyataan yang bernada mengancam terhadap Muhammadiyah saat saling komentar di akun Thomas Djamaluddin. Komentar AP Hasanuddin yang dianggap Thomas berlebihan telah membuat gaduh.

Pakar astronom dan astrofisika dari BRIN, Thomas Djamaluddin, mengatakan, berita viral soal ancaman AP Hasanuddin terhadap Muhammadiyah berawal dari saling komentar di media sosial.

"Andi Pangerang Hasanuddin (saling komentar) dengan simpatisan Muhammadiyah (bernama) Ahmad Fauzan di FB saya. Sayang, diskusi awal sudah terhapus atau dihapus, tidak saya jumpai lagi di FB," kata Thomas melalui pesan singkat yang diterima Republika, Selasa (25/4/2023).

Thomas mengaku, setelah mendapatkan informasi dari teman-teman media massa soal berita komentar AP Hasanuddin di media sosial, dia langsung menegur AP Hasanuddin.

"Saya langsung tegur Andi (AP Hasanuddin) bahwa komentar itu berlebihan, dia (AP Hasanuddin) menyesali dan segera menyiapkan surat pernyataan (untuk meminta maaf)," ujar Thomas.

Sebelumnya, AP Hasanuddin mengancam Muhammadiyah melalui komentarnya di media sosial. Dia bahkan menyebut Muhammadiyah sebagai musuh bersama.

"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bid'ah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih ego sektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan ego sektoral saja?" kata akun AP Hasanuddin.

Dia masih melanjutkan statusnya yang mengancam setelah berdebat dengan warganet lain. "Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi, Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata akun AP Hasanuddin.

Menanggapi pernyataan mengancam yang disampaikan AP Hasanuddin, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan mengatakan, menyesalkan sikap arogansi pegawai BRIN.

Ketua Komisi Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Deding Ishak, mengatakan, kalau benar yang membuat komentar bernada ancaman terhadap Muhammadiyah adalah peneliti BRIN, tentu sangat disayangkan. Padahal sebetulnya polemik perbedaan 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri harus diakhiri.

Prof Deding menegaskan, kalau itu benar pernyataan AP Hasanuddin seorang peneliti BRIN, menyayangkan seorang intelektual menyatakan seperti itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement