REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Ketua Dewan Pakar PAN, Dradjad Wibowo, mengatakan sebagai politisi PAN dan warga Persyarikatan yang juga akademisi, ia lebih memilih memaafkan Andi Pangerang Hasanuddin. Terlebih AP Hasanuddin sudah akan diproses BRIN sebagai lembaganya.
"Dia emosi, kepeleset lidah (atau jari lebih tepatnya). Yang dia tulis sangat buruk isinya. Tapi, dia sdh meminta maaf. Idul Fitri baru saja usai, hemat saya memberi maaf jauh lebih mulia dan lebih sesuai perintah Allah SWT “….wal ‘aafiina ‘aninnaas …” dalam surat Ali Imran ayat 134. Lagi pula yang bersangkutan sudah terkena sanksi sosial melalui medsos dan pemberitaan publik,” kata Dradjad, Selasa (25/4/2023).
Diungkapkannya, BRIN sebagai Kementeian/Lembaga tentu sudah menimbang dari semua sisi jika hendak memroses AP Hasanudin melalui sidang etik, jika statusnya ASN.
"Silakan saja. Tapi saran saya, tidak usah dikenakan sanksi yang berat. Cukup ditegur, dan diminta berjanji tidak akan membuat komentar buruk lagi. Bukan hanya tentang Muhammadiyah, tapi juga tentang apa saja yang bisa menimbulkan kegaduhan publik. Jadikan ini pembelajaran untuk bersikap lebih bijak di publik.
Baca juga : Kepala BRIN Akhirnya Sampaikan Maaf kepada Seluruh Warga Muhammadiyah
Saran tambahan untuk Andi Pangeran, kata Dradjad, perbanyak riset ilmiah dengan ilmu yang dikuasainya, untuk antara lain menemukan terobosan dalam mengatasi perbedaan tentang visibilitas hilal. Misalnya dengan penggunaan machine learning algorithms seperti yang dibacanya di Scientific Reports tahun 2023 dari www.nature.com.
Ada juga teknik Maximally Stable Extremal Regions (MSER) yang Dradjad baca di Astronomy and Computing Vol 41 tahun 2022. "Tidak usah ikut-ikutan siapapun yang berkata atau bersikap tidak pantas tentang khilafiyah. Saya yakin, insyaa Allah riset dan menulis di jurnal ilmiah akan jauh lebih bermanfaat, dari pada “marah-marah” di Facebook atau sosmed apapun,” papar ekonom dan peneliti INDEF ini.