Kamis 27 Apr 2023 03:45 WIB

Seorang Guru Dipolisikan Karena Kaitkan Muhammadiyah dengan Syiah

Muhammadiyah dikaitkan dengan syiah oleh seorang guru.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Seorang Guru Dipolisikan Karena Kaitkan Muhammadiyah dengan Syiah. Foto:   Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Seorang Guru Dipolisikan Karena Kaitkan Muhammadiyah dengan Syiah. Foto: Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Riset dan Advokasi Publik Lembaga Bantuan Hukum PP Muhammadiyah, Gufroni SH MH, memberikan tanggapan terkait Ustadz Hafzan El Hadi yang mengaitkan Muhammadiyah dengan Syiah melalui tulisan di media sosial.

Gufroni menekankan sebagai sesama umat Islam, Muhammadiyah tentu memaafkannya. Namun, dia menekankan yang bersangkutan tetap dilaporkan ke pihak kepolisian atas apa yang disampaikannya di media sosial.

Baca Juga

Dia mengatakan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Payakumbuh telah melaporkan Hafzan ke Polres Payakumbuh Sumatra Barat. Laporan tersebut sudah terima langsung oleh Bripda R Paydel Razzi dengan nomor ADUAN/95/4/2023/SPKT/POLRES PAYAKUMBUH.

"Saya kira sebagai sesama umat Islam, selayaknya kita pun memaafkannya. Hanya saja terkait hal ini sudah ada teman-teman PDPM Payakumbuh yang sudah melaporkan yang bersangkutan ke Polres Payakumbuh," kata dia kepada Republika, Rabu (26/4/2023).

Gufroni juga mengajak semua pihak untuk menghormati proses hukum dan menyerahkan sepenuhnya kepada polisi.

"Kita hormati proses hukum yang sedang berjalan. Kita serahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian untuk menindaklanjutinya, apakah terpenuhi unsur pidana ataukah tidak," tambahnya.

Hafzan telah menyampaikan permohonan maafnya atas apa yang ia sampaikan terkait Muhammadiyah dan Syiah di media sosial. Ustadz Hafzan sendiri adalah guru di salah satu pesantren di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatra Barat.

Lewat tulisan yang tersebar di media sosial, dia mengaku memiliki kerisauan, kekecewaan, dan kesedihaan atas ketidakserentakan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah. Warga Muhammadiyah memilih Lebaran pada Jumat (21/4/2023) sedangkan pemerintah menetapkan sholat Id pada Sabtu (22/4/2023).

"Begitu pula keinginan bagaimana supaya kaum Muslimin di negeri kita tercinta ini bersatu, menyelenggarakan Idul Fitri bersama ulil amri, pemerintah yang sah kaum Muslimin di negeri tercinta ini," kata Ustadz Hafzan dalam video dikutip Republika.co.id di Jakarta, Rabu (26/4/2023).

Perbedaan Idul Fitri itu membuat Hafzan geram hingga mengeluarkan pernyataan karena merujuk video Ustadz Farhan Abu Furahain. Adapun Farhan sempat membuat kalimat tendensius yang menyasar Muhammadiyah.

Kalimat tersebut berbunyi "yang masih menganut sekte Muhammadiyah biar melek, ini sisi kesamaannya dengan Syiah. Ber-Islam-lah tanpa ormas".

Karena alasan tersebut, Hafzan meyakini Muhammadiyah dalam menerapkan metode hisab dalam menentukan hari Lebaran merujuk ajaran Syiah. Terpengaruh cuplikan pidato yang tersebar di grup Whatsapp, ia pun mempercayainya dan sempat 'menyerang' ormas Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan tersebut.

"Ini yang membuat saya geram, yang akhirnya membuat statemen. Itu berawal dari video yang saya dapati di grup WA, dari Ustaz Farhan Abu Furahain tentang kesamaan pengambilan metode hisab yang dalam video tersebut disertakan pertama kali, diambil oleh syiah khafilah," kata Hafzan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement