REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Polisi sudah menciduk empat pelaku penganiayaan terhadap satu keluarga di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Senin (24/4/2023) malam WIB. Mereka adalah BSZ (32 tahun), MZ (26), ODPS (21) dan FZ (34).
"Pelaku yang sudah diidentifikasi ada lima orang, empat sudah diamankan, satu dalam pengejaran inisial G. Para tersangka dijerat dengan Pasal 351 juncto 170 KUHP hukuman lima tahun kurungan penjara," ucap Kapolresta Bogor Kota, Kombes Bismo Teguh Prakoso di Mapolresta Bogor Kota, Jawa Barat, Kamis (27/4/2023).
Salah seorang keluarga korban, Azhar menceritakan kronologi kejadian di akun Twitter, @ajolajolan. Dia menjelaskan, di lingkungan rumahnya, memang banyak pendatang dari Nias, Sumatra Utara, yang rata-rata tinggal secara kos atau kontrak.
Kronologinya, kelompok tersebut sedang mengadakan pesta di kontrakannya, disinyalir mereka banyak minum alkohol. "Tiba tiba terjadi keributan antara kelompok tersebut dengan salah satu warga sekitar yang lewat membawa mobil," ujarnya saat dikonfirmasi Republika.co.id.
Melihat kejadian tersebut, kata Azhar, adik laki-lakinya langsung mencoba melerai perkelahian. Kondisi sedang hujan deras dan warga sekitar pun tidak banyak bahkan tidak ada yang melihat peristiwa itu. Karena kelompok tersebut sedang dalam pengaruh alkohol, mereka malah mencoba untuk memukul adik saya," ucapnya.
Azhar menerangkan, dari halaman rumah ada bapak, ibu, dan adiknya beserta bayi yang masih lima bulan. Azhar menyebut, sang bapak dan ibu memanggil adiknya untuk masuk ke dalam rumah guna berlindung.
"Karena kejadian berlangsung cepat, yang berhasil masuk ke dalam rumah hanya ibu dan adik laki laki saya. Sementara bapak (sedang menggendong bayi) dan adik perempuan saya masih di halaman rumah," katanya.
Menurut dia, kelompok Nias berjumlah sekitar 10 orang mencoba mengejar adiknya masuk ke dalam rumah. Kemudian, Azhar melanjutkan, bapaknya berteriak jika wilayah itu masuk rumahnya, sehingga orang luar tak boleh masuk.
Namun, peringatan itu diabaikan kelompok Nias. Kelompok itu langsung membabi-buta menghajar bapaknya yang masih menggendong bayi sampai babak belur. Adik perempuan Azhar sampai berteriak histeris pun ikut kena pukul.
"Muka Bapak saya hancur, hidung patah. Adik perempuan saya bibirnya berdarah. Si bayi alhamdulillah selamat, tidak terluka sedikit pun," kata Azhar.
Dia menyatakan, setelah menghajar bapak dan adik perempuannya, mereka masih mencoba masuk ke dalam rumah. Karena kondisi pintu tidak dikunci, sambung dia, ibunya mencoba menahan pintu tersebut supaya adik laki-lakinya bisa kabur lewat pintu samping.
"Adik saya bisa kabur, namun mereka pun berhasil masuk. Ibu pun terkena pukul, Ibu coba nangkis pakai tangan namun tangannya bengkak," jelas Azhar.
Kemudian, kelompok Nias terus mengejar adiknya. Menurut Azhar, adiknya mencoba kabur ke rumah tetangga sambil berteriak minta tolong. Teriakan itu didengar tetangga yang mulai berhamburan keluar rumah mendatangi lokasi teriakan.
"Tiba tiba 'ketua' dari kelompok tersebut datang mencoba membubarkan mereka. Lalu mereka kabur kembali ke kontrakannya," kata Azhar.
Singkat cerita, warga yang geram mencoba mengejar kelompok itu ke kontrakannya. Kemudian, setelah sampai di sana, ungkap Azhar, sang ketua mencoba menenangkan warga.
"Ternyata momen tersebut dimanfaatkan para pelaku untuk kabur. Warga akhirnya memaksa untuk masuk ke kontrakan mencari mereka," terang Azhar.
Lalu, Azhar menilai, ada satu pelaku paling bodoh semuka bumi. Yang bersangkutan tidak sempat kabur dan malah berpura pura tidur dengan kondisi baju basah karena hujan dengan napas yang terengah-engah. Singkat cerita, hanya tertangkap satu pelaku.
"Namanya Erwin Hia. Lalu polisi datang mengamankan, dan dibawa ke Polsek Bogor Selatan. Laporan sudah dibuat di Polsek Bogor Selatan, keluarga saya sudah dibawa ke RS untuk pengobatan dan visum," kata Azhar.
Muka Bapak saya hancur, hidung patah. Adik perempuan saya bibirnya berdarah. Si bayi alhamdulillah selamat, tidak terluka sedikitpun. pic.twitter.com/XU1SdSMnUI
— azhar (@ajolajolan) April 24, 2023