Ahad 30 Apr 2023 16:54 WIB

Pengusaha Dorong Peningkatan Produksi Gaharu untuk Ekspor

Kayu gaharu alam dari Papua, salah satu yang terbaik.

Kayu gaharu. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Petani dan Pengusaha Gaharu Indonesia (SPPGI) Syamsu Alam mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi perkebunan kayu gaharu untuk ekspor.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Kayu gaharu. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Petani dan Pengusaha Gaharu Indonesia (SPPGI) Syamsu Alam mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi perkebunan kayu gaharu untuk ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Petani dan Pengusaha Gaharu Indonesia (SPPGI) Syamsu Alam mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi perkebunan kayu gaharu untuk ekspor.

"Kayu gaharu ini diminati oleh banyak orang karena kayu gaharu dalam Islam itu salah satu benda surgawi, selain air zamzam dan hajar aswad," ujar Syamsu di Makassar, Sulsel, Ahad (30/4/2023).

Baca Juga

Syamsu, salah satu Pengusaha Saudagar Bugis Makassar (PSBM) yang telah lama merantau dan terjun dalam bisnis pengolahan dan ekspor kayu gaharu mendorong masyarakat mengembangkan potensi itu. Dia menyatakan kayu gaharu hingga saat ini telah diekspor ke lebih dari 139 negara, baik di Benua Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Asia.

"Ekspor kita yang paling banyak itu di wilayah Timur Tengah. Bagi umat Muslim, kayu gaharu adalah kayu surga dan bahan utama pembuatan parfum maupun untuk olahan herbal bagi tubuh," kata dia.

Putra asli Kabupaten Sidrap yang pernah mencalonkan menjadi Bupati Probolinggo itu mengatakan, harga kayu gaharu terbaik berkisar Rp 20 juta–Rp 400 juta per kilogram.

Ia menyebut kayu gaharu alam dari Papua, salah satu yang terbaik karena tumbuh di antara lumpur. Sementara kebanyakan gaharu alam tumbuh di perkebunan maupun hutan.

Sementara itu kayu gaharu hasil pengembangan perkebunan atau budidaya, harganya hanya berkisar puluhan juta yakni di antara Rp 45 juta-Rp 75 juta per kilogram. "Kalau dari aroma, wanginya sama. Tapi memang kayu gaharu yang tumbuh secara alami itu lebih mahal dan termahal dari Papua, Kalimantan, dan lainnya. Kalau hasil budidaya juga wangi, cuma harganya hanya puluhan juta per kg," ucapnya.

Dia menyebut petani khusus yang fokus dalam bidang pengolahan kayu gaharu itu tidak cukup banyak. Karenanya, dirinya mendorong pengembangan budidaya kayu gaharu.

Pihaknya pun dari asosiasi SPPGI siap memberikan pendampingan bagaimana menanam dan merawat kayu surgawi tersebut.

 

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement