REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Camat Sambirejo, Didik Purwanto mengungkapan bahwa dari laporan dinas kesehatan (Dinkes) Sragen sudah tidak ada lagi warga yang mengalami gangguan gejala keracunan.
"Dari laporan dinas sudah membaik semua, total terakhir 304 yang rawat jalan dan rawat inap," kata Didik saat dihubungi, Senin (1/5/2023).
Selain itu, Didik mengungkapkan bahwa meskipun sempat ada tragedi keracunan, warga yang menggelar hajatan tetap melangsungkannya pada Ahad (30/4/2023) kemarin. "Hajatan kemarin Minggu, tetap dilaksanakan seperti biasanya. Sebelumnya setelah kejadian kita imbau untuk kehati-hatian," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti Proborini mengungkapkan bahwa 10 warga yang sempat dirawat inap sebelumnya di rumah sakit umum daerah dr Soehadi telah dipulangkan. "Pasien yang dirawat di puskesmas maupun rumah sakit Sarila sudah pulang semua, masih 1 yang di RSUD dr Soehadi," katanya.
Soal penyebab pasti keracunan, pihaknya sampai saat ini masih menunggu hasil dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Tengah. "Hasilnya belum keluar, kita masih menunggu hasilnya dari makanan punjungan dulu dan air sanitasinya," katanya mengakhiri.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen mendungan punjungan atau hantaran jadi penyebab keracunan massal di dua desa Jambeyan dan Sukorejo Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
"Habis makan dari punjungan (hantaran) itu terus kok berdatangan bertambah sampai malam rame, dicurigai kecurigaan dari makanan hantaran itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti, saat dihubungi, Sabtu (29/4/2023).
Udayanti mengungkapkan bahwa hingga kini jumlah korban ada 283 orang. sedangkan 11 orang di antaranya masih di rawat inap. Dirinya mengatakan untuk 10 korban dirawat di Puskesmas Sambirejo dan satu korban dirawat di rumah sakit Sarila.
"Seratus dari semalam tadi jam 2 siang, 272 yang rawat jalan, dan yang rawat inap 11 orang. Sampai tadi saya komunikasi bidan desa tambahan satu, dua gitu," katanya.