REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali naik. S&P Global mencatat, PMI Manufaktur Indonesia berada di level 52,7 pada April 2023.
Posisi tersebut naik 0,8 poin jika dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 51,9. Pada periode ini, PMI Manufaktur Indonesia juga mencapai posisi tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Peningkatan itu dinilai karena kenaikan kuat pada permintaan baru. PMI Manufaktur Indonesia pun sudah berada dalam posisi ekspansif selama kurun 20 bulan terakhir, sebab masih di atas level 50.
Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence Tim Moore mengatakan, berdasarkan hasil survei PMI S&P Global terkini, sektor manufaktur terus mendapatkan momentum setelah awal yang kurang baik pada 2023. “Kondisi bisnis yang membaik menggambarkan permintaan domestik menguat, sehingga mendorong kenaikan tercepat pada permintaan baru dan volume produksi selama tujuh bulan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (2/5/2023).
Moore menjelaskan, meningkatnya PMI Manufaktur Indonesia pada periode tersebut lantaran produsen barang mulai meningkatkan produksi sejalan dengan membaiknya prospek pertumbuhan bisnis dalam jangka pendek. Pengusaha juga kini lebih optimistis pada kondisi dunia usaha ke depan, sehingga berdampak pada ekspansi.
Permintaan kuat tersebut sebagian berasal dari permintaan barang yang berasal dari domestik. Ini tercermin dari penjualan ekspor yang menurun pada April 2023.
S&P Global berharap, perusahaan manufaktur Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan. Kondisi dunia usaha dinilai pula semakin membaik dan permintaan terus bertambah.