REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novak Djokovic akan dapat bermain di US Open tahun ini, setelah pemerintah AS mencabut kewajiban vaksin COVID-19 terhadap para pendatang dari luar negeri, dilansir dari AFP, Rabu (3/5/2023). Djokovic, yang merupakan salah satu atlet papan atas yang menolak untuk divaksin, tidak dapat bermain di AS sejak diberlakukannya kewajiban vaksin pada November 2021.
Petenis peringkat satu dunia itu terakhir kali bermain di US Open pada 2021, ketika upayanya untuk melengkapi raihan empat gelar Grand Slam dalam setahun terhenti akibat kekalahan di laga final dari petenis Rusia Daniil Medvedev. Sejak itu, Djokovic absen pada turnamen-turnamen di AS karena kewajiban vaksin tersebut.
Pemenang 22 gelar Grand Slam itu sempat mengajukan pengecualian khusus untuk dapat memasuki AS, agar dirinya dapat bermain di Indian Wells dan Miami Masters tahun ini. Namun upaya tersebut berujung kegagalan.
Panitia pelaksana US Open dan Asosiasi Tenis AS sempat meminta Djokovic agar mendapat pengecualian khusus pada tahun lalu. Legenda hidup tenis AS John McEnroe merupakan salah satu sosok yang mempertanyakan keputusan untuk melarang Djokovic memasuki AS, dengan menyebut bahwa faktanya Djokovic masih bermain di US Open 2021 saat pandemi COVID-19 masih merajalela.
"Ia bermain (di US Open) pada 2021 dan kemudian tidak diizinkan bermain pada 2022. Seseorang coba jelaskan hal ini kepada saya," kata McEnroe pada awal tahun ini. Dan sekarang ia masih tidak diizinkan bermain? Benar-benar aneh," tambahnya.
Djokovic juga sempat dideportasi dari Australia pada tahun lalu, dan absen dari Australia Open tahun ini karena status vaksinnya. Gedung Putih, Senin (1/5/2023), mengonfirmasi bahwa kewajiban vaksin untuk para pendatang dari luar negeri yang memasuki AS akan dicabut pada 11 Mei.
Lebih dari satu juta orang telah meninggal di AS karena pandemi COVID-19. Meski demikian, Gedung Putih menyatakan bahwa saat ini situasi pandemi COVID-19 relatif telah terkendali.
"Sejak Januari 2021, kematian-kematian akibat COVID-19 telah menurun sebanyak 95 persen dan tingkat orang dirawat di rumah sakit telah turun hampir 91 persen. Secara global, kematian-kematian akibat COVID-19 berada di level terendah sejak awal pandemi," demikian pernyataan Gedung Putih.