Rabu 03 May 2023 18:11 WIB

Tak akan Menyerah Jadi Capres, Prabowo: Selama Hayat di Kandung Badan

Prabowo menegaskan dirinya adalah seorang pejuang merah-putih.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra , Prabowo Subianto hadiri Reuni Akbar dan Halal Bihalal Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Rabu (3/5/2023).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Gerindra , Prabowo Subianto hadiri Reuni Akbar dan Halal Bihalal Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Rabu (3/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, menjawab ejekan yang ia terima terkait rencana dirinya maju sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang. Prabowo menegaskan, bahwa dirinya tidak mengenal menyerah.

"Ada yang mengejek saya waktu itu, mengenyek, Prabowo ini sudah berapa kali kalah masih mau maju lagi. Dia tidak tahu bahwa Prabowo Subianto adalah pejuang merah-putih. Saya dididik dari hari pertama sebagai prajurit oleh pelatih-pelatih oleh senior-senior saya oleh angkatan 45 saya dididik tidak mengenal menyerah," kata Prabowo yang menghadiri Reuni Akbar dan Halal Bihalal Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) di Jogjakarta Expo Center (JEC), Rabu (3/5/2023).

Baca Juga

Prabowo mengatakan, bahwa dirinya memegang teguh apa yang diajarkan Jenderal Besar Sudirman. Ia menegaskan, bahwa dirinya akan berjuang hingga titik darah penghabisan.

"Selama hayat ada di kandung badan kita berjuang terus sampai titik darah yang penghabisan saudara-saudara," ujarnya.

Selain itu Prabowo juga mengaku bahwa dirinya meneladani pesan seniornya Almarhum Jenderal (Purn) Wijoyo Suyono yang mengatakan, bahwa tidak ada kata menyerah bagi seorang pejuang sebelum masuk liang kubur.

"Jadi yang mengenyek saya yang mengejek saya, saya katakan Prabowo jatuh tapi Prabowo bangkit kembali. Karena tidak ada kata menyerah di dalam hati seorang pejuang. Menang kalah biasa. Jangankan memang kalah, mati dalam pertempuran kita siap apalagi," tegasnya.

"Selama hayat masih di kandung badan, selama tenaga masih ada, selama dirasakan kita diperlukan oleh bangsa dan negara, selama kita masih mampu  memberi sumbangan kepada negara dan bangsa selama itu lah kita harus berjuang dan mengabdi," imbuhnya. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement