REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sampoerna menyalurkan pinjaman Rp 2,9 triliun selama tiga bulan pertama 2023. Sebanyak Rp 1,4 triliun di antaranya secara langsung diberikan kepada UMKM atau meningkat 81 persen dibandingkan penyaluran pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan demikian, per akhir Maret 2023 Bank Sampoerna membukukan outstanding loan (pinjaman yang tercatat di neraca) sebesar Rp 10,3 triliun. Nilai ini meningkat 20,5 persen dibandingkan dengan pinjaman per akhir Maret 2022.
Peningkatan itu berada di atas peningkatan pinjaman keseluruhan industri perbankan yang meningkat 9,9 persen pada periode waktu yang sama.
"Hampir 40 persen dari pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna merupakan pinjaman usaha secara langsung ke UMKM. Memperhitungkan pinjaman multiguna yang diberikan ke UMKM dan pinjaman ke institusi keuangan yang kemudian menyalurkannya ke UMKM, maka sekitar 60 persen pinjaman yang disalurkan Bank Sampoerna dimanfaatkan oleh UMKM," kata Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra dalam siaran pers perusahaan di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Hengky Suryaputra menjelaskan, peningkatan penyaluran kredit yang terjadi tak dapat dilepaskan dari peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun per akhir Maret 2023 sebesar Rp 11,2 triliun, meningkat 23,1 persen dibandingkan dana yang dihimpun satu tahun sebelumnya. Peningkatan itu melampaui peningkatan DPK yang dihimpun industri perbankan secara keseluruhan yang pada periode 12 bulan hingga akhir Februari 2023 meningkat 8,2 persen.
CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah menambahkan, seturut misi Bank Sampoerna memajukan UMKM, pihaknya telah memberikan pinjaman ke tak kurang dari 200 ribu unit usaha maupun perorangan, termasuk tak kurang dari 60 ribu UMKM.
Melalui dukungan pembiayaan yang diberikan, tambahnya, pelaku UMKM dapat memanfaatkan berbagai momentum, seperti hari raya keagamaan dan melayani berbagai kebutuhan masyarakat setelah tertahan dalam kurun waktu tiga tahun belakangan karena kondisi pandemi.
"Terlepas dari berbagai tantangan dan risiko geopolitik yang ada, kita dapat tetap optimistis akan prospek ekonomi Indonesia 2023. Mobilitas masyarakat yang hampir normal, momentum hari raya, dan Indeks Keyakinan Konsumen yang terus meningkat merupakan sebagian alasan untuk mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang baik di tahun 2023," kata Ali.
Pada saat yang sama, tambah Ali, Bank Sampoerna memanfaatkan secara konservatif kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit bagi UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi terkait COVID-19 yang telah diperpanjang oleh OJK hingga akhir 2024. Seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi, Bank Sampoerna membukukan pengurangan penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan persentase kredit direstrukturisasi.
"Peran intermediasi yang berjalan dengan sangat baik sebagaimana ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah pinjaman dan DPK memungkinkan Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp 18,4 miliar pada kuartal pertama 2023. Jumlah ini meningkat 42 persen dibandingkan laba bersih kuartal pertama 2022 yang tercatat sebesar Rp 13,0 miliar," kata Ali.