Jumat 05 May 2023 22:23 WIB

Luhut: Siapapun yang Jadi Presiden, Carilah yang Muda-Muda

Menurut Luhut, seorang capres juga haruslah pintar dan tak hanya asal bicara.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh bertemu dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah makan siang di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Foto: Dok. Republika
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh bertemu dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah makan siang di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (5/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memiliki pandangannya tersendiri terkait calon presiden (capres). Menurutnya, salah satu kriterianya adalah masih muda.

"Nanti siapapun yang jadi presiden maksud saya carilah yang muda-muda, profesional, yang bisa memberikan kontribusi yang bagus, yang punya hati yang baik," ujar Luhut di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga

Menurut Luhut, seorang capres juga haruslah pintar dan tak hanya asal bicara. Jika seorang calon pemimpin tak memiliki karakter, hal tersebut dinilainya tak akan berguna.

"Pintar, tapi hatinya tidak ada, tidak punya karakter yang bagus ya tidak ada guna juga. Jadi pengalaman saya hampir delapan tahun lebih, saya pikir karakter itu penting," ujar Luhut.

Di Wisma Nusantara, ia makan siang bersama Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Ia mengungkapkan, keduanya sempat menyinggung skema dalam Pilpres 2024.

"Ya (skema capres) ada juga yang kita omongin," ujar Luhut.

Keduanya mengaku bertukar pandangan terkait sosok calon wakil presiden (cawapres) yang tepat untuk mendampingi nama-nama bakal capres saat ini. Bahkan, Luhut mengaku memberikan saran terkait cawapres untuk Anies Rasyid Baswedan.

"Ya kan saya ditanya, ya saya jawab. Saya tidak perlu cerita sama kamu (soal nama cawapres yang disarankan)," ujar Luhut.

Ia sendiri tak mau mengungkapkan lebih detail terkait pembahasannya bersama Surya Paloh. Namun, inti dari pertemuan itu adalah keduanya bersepakat bahwa kepentingan negara lebih penting.

"Sama kami sepakat semua harus damai, karena itu kepentingan republik. Ada perbedaan-perbedaan ya itu hal yang wajar," ujar Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar itu.

 

photo
Bakal calon wapres pendamping Anies. - (Republika/berbagai sumber)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement