Rabu 10 May 2023 06:50 WIB

Perluas Pasar Furnitur dan Home Decor, Ini Jurus Menkop

Teten meminta pameran furnitur diperbanyak karena lebih diminati.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menyelesaikan produksi furnitur di Rangkapan Jaya, Depok, Jawa Barat, Senin (26/9/2022). Salah satu upaya dalam memperluas akses pasar furnitur dan home decor Indonesia, maka digelar pameran International Furniture Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 yang diinisiasi oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO).
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Pekerja menyelesaikan produksi furnitur di Rangkapan Jaya, Depok, Jawa Barat, Senin (26/9/2022). Salah satu upaya dalam memperluas akses pasar furnitur dan home decor Indonesia, maka digelar pameran International Furniture Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 yang diinisiasi oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, industri furnitur dan home decor nasional harus mencari pasar alternatif, selain Amerika dan Eropa.

Salah satu upaya dalam memperluas akses pasar tersebut, maka digelar pameran International Furniture Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 yang diinisiasi oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO). Acara internasional tersebut akan dilaksanakan pada 14-17 September 2023, di ICE BSD City, Tangerang, Banten.

Baca Juga

Teten berharap, IFFINA dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha UMKM di sektor furnitur untuk memperluas akses pasar. Teten meminta acara pameran furnitur dalam negeri diperbanyak. "Karena importir lebih senang ada pusat furnitur, sehingga tak perlu blusukan ke berbagai workshop. Mereka lebih baik datang ke satu tempat produknya,” kata Teten.

Ia menyebutkan, pihaknya juga mendorong peningkatan spesifikasi para pelaku UKM di sektor furnitur untuk berstandar internasional. Seperti pendirian rumah produksi bersama (factory sharing) sektor furnitur yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) juga mendorong terciptanya produk furnitur dan home decor yang ramah lingkungan, dengan pemanfaatan material dari bambu, bahan daur ulang (plastik).

Pada 2023 ini, Kemenkop akan membangun factory sharing pengolahan bambu di Nusa Tenggara Timur (NTT). Bambu bisa tumbuh cepat, sehingga isu lingkungan bisa difokuskan lebih cepat. Bambu juga lebih produktif empat kali lipat dari jenis kayu lainnya.

"Seperti IKEA misalnya, mereka hingga kini masih menggunakan material bambu dari China, tapu sebenarnya bambu kita juga lebih kompetitif," kata Teten.

Bahkan ada sekitar pengembangan 40 ribu bambu yang ada di NTT, bersama pemerintah, Kemenkop UKM terus berupaya mempeluas bambu di daerah. Upaya ini dapat mendorong kapasitas produksi dalam skala massal yang terstandardisasi.

Selanjutnya, Kemenkop menginisiasi program SMExcellence yaitu melalui kegiatan kurasi, business matching antara UMKM dan aggregator/ buyer representative di sektor furnitur dan home decor agar pelaku UKM mampu menciptakan produk–produk yang dapat bersaing dan diterima pasar global. Teten menegaskan, industri kreatif termasuk furnitur, home decor, dan home ware memiliki keunggulan kompetitif dibanding negara lain, karena Indonesia memiliki bahan baku yang beraneka ragam serta kreativitas dan tenaga kerja yang terampil.

"Saya berharap melalui kegiatan ini, dapat memperkuat pasar domestik industri furnitur dan memperkenalkan Indonesia di pasar internasional. Alasannya, karena pasar kita sangat besar," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement