REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menekankan pentingnya kesejahteraan petani untuk mewujudkan ketahanan pangan di Jatim. Mantan bupati Trenggalek itu mengatakan, kesejahteraan petani bisa ditentukan dengan faktor biaya.
Di mana petani dihadapkan dengan tantangan penurunan harga yang merugikan. "Jangan sampai kebijakan kita urban-centric. Memurahkan harga pangan di kota, tapi mengurangi harga yang bisa diterima petani. Maka ini kita harus fokus mengendalikan tata niaga," kata Emil, Kamis (11/5/2023).
Emil mengatakan, ada dua kunci yang perlu menjadi perhatian untuk mewujudkan ketahanan pangan. Yakni soal lahan dan SDM. Dari sisi lahan, kata Emil, yang perlu menjadi perhatian adalah terkait alih fungsi lahan.
Ketika berbicara SDM, lanjut Emil, maka tujuan utamanya adalah produktivitas. Produktivitas baru dapat dicapai ketika petani sejahtera.
"Jadi ketahanan pangan harus berdiri di atas kesejahteraan petani. Ini yang harus kita cita-citakan bersama. Maka nilai tukar petani harus selalu menjadi parameter kita," ujar dia.
Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan S Maringka mengatakan, penting bagi stakeholder pertanian untuk menyusun strategi ketahanan pangan. Sebab, banyak negara di dunia menghadapi krisis pangan.
"Strategi ketahanan pangan ini supaya kita bisa jaga kedaulatan pangan Indonesia di masa yang akan datang. Kita paham koordinasi itu sulit untuk dilaksanakan. Tapi mari mengawal bersama-sama agar program-program kami bisa berjalan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran," kata dia.
Selain itu, kata dia, pembahasan terkait pengalihan lahan dan ketahanan pangan penting untuk menjaga hajat hidup orang banyak. Mengingat, 280 juta penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya kepada pertanian.
"Jadi kita jangan melihat hanya sekadar membangun infrastruktur saja, namun keberpihakan kita terhadap lahan-lahan pertanian," jelasnya.