REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Jerman menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan maut Israel di Gaza yang menewaskan sedikitnya 21 warga Palestina dan melukai lebih dari 60 orang lainnya.
"Kematian sejumlah warga sipil yang tidak berdosa, termasuk anak-anak, mengejutkan kami. Dalam jangka pendek, hal yang utama adalah mencegah konflik ini meluas dan jatuhnya korban lebih banyak lagi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Christofer Burger di Berlin pada Kamis (11/5/2023).
Dia menegaskan bahwa warga Gaza dan Israel berhak hidup damai dan bermartabat. Burger menegaskan kembali dukungan Jerman untuk solusi dua negara dalam mengakhiri konflik Israel-Palestina.
Swiss juga mengkhawatirkan membesarnya kekerasan antara Gaza dan Israel.
"Swiss terkejut sekali dan mengutuk kekerasan yang terus meluas di Gaza dan Israel," kata Kementerian Luar Negeri Swiss melalui Twitter.
Negara Eropa tersebut menekankan pentingnya perlindungan bagi warga sipil, dan menyatakan telah menghubungi pihak-pihak terkait guna mendesak agar mereka menghormati hukum humaniter internasional dan memulihkan ketenangan.
"Deeskalasi (mencegah kekerasan tidak meluas) sangat dibutuhkan," kata Kementerian Luar Negeri Swiss.
Faksi-faksi Palestina menembakkan rentetan roket ke Israel di tengah situasi tegang setelah Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza.
Paling sedikit 21 warga Palestina tewas dan 64 lainnya terluka akibat serangan udara itu, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Tentara Israel menyebut serangan udara itu bagian dari Operasi Perisai dan Panah sebagai balasan atas tembakan roket dari Gaza setelah seorang warga Palestina yang melancarkan mogok makan di sebuah penjara Israel meninggal dunia pekan lalu.
Menurut pihak Palestina, sedikitnya 130 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel sejak awal 2023.