REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengimbau petani di wilayah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gagal panen akibat ancaman El Nino yang diprediksi akan berlangsung mulai Juni 2023.
"Seperti yang kita ketahui dari pemberitaan bahwa BMKG memprediksi fenomena El Nino akan hadir pada Juni hingga Agustus, sehingga petani diimbau untuk waspada terhadap dampak kekeringan yang dapat berakibat pada kegagalan panen," kata Kepala Dinpertan Kabupaten Cilacap Susilan, di Cilacap, Kamis (11/5/2023).
Ia mengatakan ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan petani sebagai upaya antisipasi gagal panen pada musim tanam kedua 2022-2023. Salah satunya percepatan masa tanam bagi petani yang telah selesai panen padi pada musim tanam pertama 2022-2023.
Menurut dia, percepatan masa tanam ini penting dilakukan mengingat saat sekarang masih sering turun hujan, sehingga ketersediaan air masih mencukupi. Dengan demikian ketika memasuki musim kemarau yang diprediksi akan dibarengi fenomena El Nino, kata dia lagi, tanaman padi sudah tidak terlalu banyak membutuhkan air dan tahan terhadap ancaman kekeringan.
"Jadi, setelah selesai panen, petani sebaiknya langsung membuat persemaian benih padi sembari mengolah lahan sawahnya, sehingga begitu pengolahan lahannya selesai dapat segera ditanami," kata Susilan pula.
Selain itu, kata dia lagi, pihaknya juga menginventarisasi alat dan mesin pertanian terutama pompa air maupun sumur-sumur yang masih efektif mengingat salah satu dampak El Nino adalah kekeringan atau kurang air.
Terkait dengan masalah pengairan, Susilan mengatakan bagi area persawahan yang menggunakan irigasi teknis sebenarnya tidak akan terlalu terdampak El Nino. Akan tetapi, katanya lagi, pada musim kemarau biasanya dilakukan perawatan saluran irigasi yang mengakibatkan pasokan air untuk lahan sawah menjadi terhenti.
"Oleh karena itu, kami imbau petani untuk mengantisipasi kemungkinan gagal panen sedini mungkin. Namun yang tidak kalah penting adalah ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP) agar ketika terjadi gagal panen, petani tidak terlalu merugi," kata Susilan.
Ia mengakui hingga saat ini cakupan kepesertaan AUTP di Cilacap baru mencapai 35 persen, sehingga pihaknya terus menyosialisasikan program tersebut agar petani dapat mengambil manfaat dari asuransi tersebut.