Jumat 12 May 2023 14:50 WIB

Analis Digital Forensik Sarankan BSI Perbarui Media Penyimpanan Data

Gangguan layanan di BSI diduga akibat kerusakan fisik media penyimpanan.

Red: Lida Puspaningtyas
Nasabah BSI melakukan transaksi melalui ATM di Kantor Cabang Jakarta Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023). Layanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah kembali normal, baik di kantor cabang, mesin anjungan tunai mandiri (ATM) maupun mobile banking sehingga dapat digunakan oleh nasabah untuk bertransaksi.
Foto: Prayogi/Republika
Nasabah BSI melakukan transaksi melalui ATM di Kantor Cabang Jakarta Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023). Layanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah kembali normal, baik di kantor cabang, mesin anjungan tunai mandiri (ATM) maupun mobile banking sehingga dapat digunakan oleh nasabah untuk bertransaksi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Analis digital forensik perbankan Solichul Huda menyarankan pembaruan media penyimpanan data milik Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai upaya mengantisipasi terulangnya gangguan layanan bank tersebut pada beberapa hari terakhir.

"Analisis saya, gangguan layanan di BSI akibat kerusakan fisik media penyimpanan. Kalau yang rusak aplikasi, maksimal dua jam perbaikan sudah selesai," kata ahli digital forensik perbankan dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang itu di Semarang, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga

Ia justru menilai kecil kemungkinan "runsomeware" bisa masuk ke jaringan dan mengunci database di BSI.

"Terdapat perbedaan teknik kodedata. Sejauh yang saya tahu, belum ada peretas yang menggunakan kode data yang dipakai oleh bank," tambahnya.