REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menargetkan transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Jawa Tengah, menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) bisa selesai sebelum akhir 2023.
"Tahun ini targetnya selesai, karena prosesnya tinggal satu langkah saja, keluar pengesahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), kemudian menunggu keputusan Presiden," ujarnya ditemui usai menghadiri acara Workshop Transformasi Kelembagaan IAIN Kudus menuju UIN Sunan Kudus di Kudus.
Setelah itu, kata dia, tentunya sudah bisa jalan jadi transformasi UIN, sehingga tidak membutuhkan waktu lama lagi. Terlebih lagi, seluruh persyaratan terpenuhi seperti yang disampaikan Rektor IAIN Kudus Abdurrohman Kasdi.
Ia mencatat saat ini terdapat 58 perguruan tinggi ilmu agama Islam, 29 perguruan tinggi di antaranya berbentuk UIN, 24 IAIN, dan sisanya berbentuk STAIN.
"Meskipun nantinya bertransformasi menjadi UIN, kami ingatkan bahwa tantangan ke depannya tidak mudah. Untuk itu, hal-hal yang tak terduga harus diantisipasi," ujarnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Kudus Abdurrohman Kasdi mengaku semua persyaratan menjadi UIN sudah terpenuhi, termasuk lahan seluas 10 hektare juga sudah dimiliki sebagai syarat minimal.
Persyaratan lainnya, yakni minimal memiliki empat fakultas, sedangkan IAIN Kudus sudah memiliki lima fakultas dan satu pascasarjana.
"Empat program studi terakreditasi A dan lainnya unggul, sedangkan syarat menjadi UIN terakreditasi minimal dua program studi. Sementara peringkat institusi sudah menempati baik sekali dengan angka 346, sehingga hanya butuh 14 atau maksimal 15 digit untuk mencapai unggul," kata dia.
Untuk dosen, dari 314 orang hingga kini sudah ada enam guru besar, sehingga sudah melampaui syarat minimal menjadi UIN hanya empat guru besar.
Sementara jumlah mahasiswa tercatat 15.544 orang. Adapun tingkat koefisiensi dan kompetisi penerimaan mahasiswa baru menduduki peringkat kedua nasional untuk tingkat IAIN.