REPUBLIKA.CO.ID,TEPI BARAT -- Pasukan Israel membunuh dua warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu (13/5/2023). Beberapa orang yang lain terluka dalam serangan penangkapan tersebut.
Dua yang tewas itu telah diidentifikasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina. Dua itu ialah Said Jihad Shaker Mashah (32 tahun) dan Adnan Waseem Yousef al-Araj (19 tahun), yang berasal dari kamp pengungsi Balata di Nablus.
Pasukan Israel telah melakukan penggerebekan di sebuah rumah dekat Nablus untuk menangkap tersangka, menurut saksi mata. Dalam laporan media Israel Hareetz, tentara Israel kemudian mengakui bahwa mereka tidak dapat melakukan operasi penangkapan dan telah terjadi baku tembak.
Orang-orang Palestina yang terbunuh bukanlah tersangka yang dicari oleh militer Israel, dan tidak ada indikasi bahwa mereka terlibat dalam baku tembak dengan pasukan Israel, kata tentara.
Berdasarkan laporan saksi mata dari jurnalis foto Jamal Rayan, kedua pemuda itu ditembak oleh penembak jitu dengan peluru tepat di kepala dan mereka tidak menimbulkan ancaman bagi pasukan Israel.
Sedikitnya 150 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel tahun ini, termasuk 33 tewas di Gaza sejak Selasa lalu. Sebanyak 19 orang Israel dan satu orang Ukraina telah dibunuh oleh orang Palestina selama periode yang sama.
Serangan Israel di Gaza telah memasuki hari kelima, setelah ketenangan singkat pada Jumat malam di tengah laporan pembicaraan gencatan senjata tidak langsung, baku tembak dilanjutkan semalam.
Mesir dikabarkan mengusulkan gencatan senjata kemanusiaan sementara mulai tengah malam waktu setempat. Namun Kairo dianggap gagal membuat terobosan dalam pembicaraan, dan jet tempur Israel terus membom Gaza tak lama setelah tengah malam. Ledakan terdengar di seluruh kantong Palestina, saat sirene roket terdengar di kota-kota Israel di dekat Gaza.
Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hussein al-Sheikh, mendesak komunitas internasional untuk menekan penghentian kampanye pengeboman di Gaza.
"Di tengah agresi yang terus-menerus terhadap rakyat kami di Jalur Gaza dan seluruh negeri ini, kami menyerukan kepada AS, komunitas internasional dan saudara-saudara Arab kami untuk menekan otoritas pendudukan agar segera menghentikan agresi terhadap orang-orang Palestina," kata Sheikh.
"Kami meminta lembaga internasional dan kemanusiaan untuk campur tangan dengan cepat untuk membuka penyeberangan dengan Jalur Gaza dan memindahkan yang terluka untuk perawatan," tambahnya.
Dilansir Anadolu Agency, Sabtu (13/5/2023), Palestina juga telah menyerukan tekanan internasional terhadap Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza di tengah serangan udara Israel di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Palestina menyerukan "sikap tegas" untuk memaksa Israel membuka kembali penyeberangan Gaza untuk memungkinkan masuknya pasokan medis, makanan, dan bahan bakar ke jalur tersebut. Di sisi lain, Israel telah menutup penyeberangannya dengan Gaza, termasuk terminal Erez dan Kerem Shalom, sejak memulai serangan udara di jalur itu pada Selasa lalu.
Sedikitnya 33 warga Palestina telah tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan itu. Israel menyebutnya sebagai tanggapan atas tembakan roket dari Gaza. Faksi Palestina membalas dengan menembakkan rentetan roket ke wilayah Israel.
Kekuatan regional dan internasional telah menyerukan gencatan senjata segera antara faksi Israel dan Palestina, tetapi belum ada terobosan yang dibuat. Menurut catatan Palestina, ada lebih dari 160 warga Palestina yang telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. Setidaknya 20 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.