REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 30 titik panas (indikator awal kebakaran hutan dan lahan) tersebar di Provinsi Kalimantan Timur. Untuk itu, semua pihak diminta waspada agar jumlah titik panas tidak bertambah.
"Sebanyak 30 titik panas tersebut hasil pemantauan sepanjang Sabtu (13/5/2023) mulai pukul 01.00 hingga 24.00 Wita," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Ahad (14/5/2023).
Sebaran 30 titik panas tersebut sudah ia informasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat guna mendapatkan tindakan lebih lanjut. Sehari sebelumnya, Jumat (12/5/2023), pihaknya juga mendeteksi enam titik panas di Kaltim, namun titik panas tersebut sudah padam setelah dilakukan penanganan pihak terkait. Sedangkan 30 titik panas yang terpantau sepanjang Sabtu, kata dia, merupakan titik panas baru yang muncul di lokasi yang berbeda dengan titik koordinat yang berbeda pula ketimbang hari sebelumnya.
Sebanyak 30 titik panas tersebut tersebar di empat kabupaten yakni Kabupaten Kutai Barat terdapat tujuh lokasi yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kelay satu titik, Sambaliung empat titik, dan Tabalar dua titik.
Kemudian di Kabupaten Kutai Barat terdapat 1 titik panas, yakni yang terpantau di Kecamatan Bongan.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara terdeteksi lima titik yang tersebar di empat kecamatan yakni Kecamatan Loa Kulu dua titik serta Loa Janan, Muara Badak, dan Tenggarong Seberang masing-masing satu titik.
Kabupaten Kutai Timur terdeteksi 17 titik panas yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Bengalon terpantau delapan titik, Busang tiga titik, Kaubun tiga titik, dan Sangatta Utara tiga titik.
"Kami mengimbau semua pihak agar selalu waspada dan saling menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan maupun lahan, meskipun bulan ini di Kaltim masih masuk musim hujan," kata Diyan.