Senin 15 May 2023 13:37 WIB

Klarifikasi Lengkap Islah Bahrawi Usai Sebut Santri Ponpes Sidogiri Pengkhianat Bangsa

Islah merasa silap ucapnya tentang Sidogiri ditunggangi kepentingan politik tertentu.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Erik Purnama Putra
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi.
Foto: Dok pribadi
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi memberikan klarifikasi usai menyebut semua santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri pengkhianat bangsa. Dia menuturkan, ada silap ucap usai memaparkan ceramah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, beberapa waktu silam.

"Saya menyadari ada kesalahan ucap saya di dalam, halaqoh saya. Waktu itu saya menceritakan penyerang-penyerang terhadap saya, dan juga saya menyuarakan tentang Nahdlatul Ulama, penguatan fiqih peradaban Nahdlatul Ulama (NU)," ujar Islah kepada Republika.co.id di Jakarta pada Senin (15/5/2023).

Aktivis Jamaah Islam Liberal (JIL) tersebut menjelaskan, saat itu sedang memaparkan mengenai perlawanan fatwa-fatwa keliru tentang penghalalan bom bunuh diri yang dikeluarkan oleh Ustaz Abdul Somad untuk Palestina. Namun saat itu, menurut dia, penyerang dirinya justru kebanyakan dari alumni santri Ponpes Sidogiri, termasuk yang berafiliasi dengan NU Garis Lurus.

Baca: Gus Syamsul Singgung Islah Bahrawi Soal Tudingan Santri Sidogiri Pengkhianat

"Ada satu kesalahan ucap saya di situ saya mengatakan mereka ini adalah semua penghianat negara, karena dia mengkhianati NU, dalam pemaknaan secara umum saya memang salah, seharusnya ada satu kalimat yang membuat semacam disclaimer di situ, tapi saya lalai, sehingga kesannya pemaknaannya akhirnya seolah-olah ini memang seluruh santri Sidogiri ini menjadi penghianat negara," jelas Islah.

"Saya meminta maaf terutama kepada Allah SWT, para ulama dan juga seluruh santri pesantren agar membuat tenang dan saya terus bergerak berjuang menyuarakan Islam yang rahmatan lil alamin," ujar Islah menambahkan.

Kendati demikian, Islah merasa silap ucapnya kini ditunggangi kepentingan politik. Padahal, ia tidak menjurus untuk mendukung calon presiden (capres) mana pun pada Pemilu 2024. Dia menegaskan, sangat menghormati Ponpes Sidogiri dan tidak memiliki niat buruk untuk mendiskreditkan ponpes tersebut.

Apalagi, guru dan kiainya semasa di pondok juga banyak yang mengenyam pendidikan di Ponpes Sidogiri. "Tapi ini kemudian menjadi aliansi dan tidak tersuarakan karena berbagai kepentingan sudah masuk di situ, nggak tahu kenapa, apakah saya dianggap pendukung capres tertentu padahal saya tidak pernah menyuarakan dukungan terhadap capres manapun," kata Islah.

Sebelumnya, video Islah Bahrawi di lini masa Twitter viral dan mendapat kecamawan. Dalam salah satu potongan video, ia menuding imam hakim yang membuat fatwa jihad atau bom di Palestina sebagai orang pikun. Islah pun mengungkapkan, kerap dalam sebuah forum pendapatnya didebat oleh beberapa kelompok yaitu, santri Ponpes Sidogiri dan tokoh NU Garis Lurus.

"Santri-santri Sidogiri, tokoh-tokoh NU Garis Lurus itu yang nyerang saya itu, ini para pengkhianat semuanya ini," kata Islah sembari tersenyum ketika mengisi acara di Nganjuk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement