REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup ransomware LockBit 3.0 mengeklaim akhirnya mereka menyebarkan seluruh data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI). Langkah itu dilakukan karena geng peretas data tersebut tidak mendapatkan kata sepakat dengan manajemen BSI.
Hal itu lantaran Lockbit 3.0 disebut meminta sejumlah uang sebagai kompensasi aksi mereka mencuri 15 juta nasabah BSI. Namun, karena sejumlah permintaan uang yang diminta tak dipenuhi BSI atau kedua belah pihak tak menemukan kesepakatan maka Lockbit 3.0 akhirnya menyebarkan semua data itu di dark web.
Baca: Pakar Curiga Lockbit 3.0 Libatkan Orang Dalam Bisa Curi Data 15 Juta Nasabah BSI
"Masa negosiasi telah berakhir, dan grup ransomware LockBit akhirnya mempublikasikan semua data yang dicuri dari Bank Syariah Indonesia di dark web," begitu keterangan melalui akun Twitter @darktracer_int dikutip Republika.co.id di Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Akun tersebut pun menampilkan tangkapan layar berisi data lengkap, mulai database nasabah, dokumen akad, hingga pembiayaan dan transaksi. Bahkan, Lockbit 3.0 membuat pengumuman provokasi kepada nasabah untuk berhenti menggunakan BSI karena tidak tahu cara memproteksi uang atau tabungan dan informasi personal dari tindakan kriminalitas.
Baca: Dirut Tegaskan BSI Lindungi Data dan Dana Nasabah
Gara-gara ancaman tersebut, saham BSI dengan kode emiten BRIS pun dua hari ini di perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok parah. Dari pantauan Republika.co.id di di RTI, BRIS sudah mengalami auto reject bawah (ARB) dua hari. BRIS kini diperdagangkan di angka Rp 1.600 dari pembukaan bursa pada Selasa (16/5/2023) pagi WIB, di angka Rp 1.720.
The negotiation period has ended, and the LockBit ransomware group has finally made all the stolen data from Bank Syariah Indonesia public on the dark web. pic.twitter.com/jQSmiCM1Ln
— Fusion Intelligence Center @ DarkTracer (@darktracer_int) May 16, 2023