REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi menegaskan, pihaknya terus meningkatkan dan melakukan perbaikan pengamanan sistem informasi teknologi (IT) perseroan berdasarkan pedoman dan standar yang ditetapkan.
BSI akan terus melakukan perbaikan setelah seluruh layanan perbankan perseroan berangsur normal dan pulih sejak Kamis (11/5/2023). Hal itu menyusul pulihnya gangguan IT yang dialami BSI dengan cepat.
"Gangguan di IT BSI sebenarnya telah dapat dipulihkan (recover operation) segera dan ini merupakan response recovery yang baik. Prioritas utama kami menjaga data dan dana nasabah," ujar Hery dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/5/2023).
Baca: Pakar Curiga Lockbit 3.0 Libatkan Orang Dalam Bisa Curi Data 15 Juta Nasabah BSI
Dia menuturkan, BSI juga terus memperkuat keamanan teknologi perseroan dalam divisi khusus yang berada di bawah CISO (chief information and security officer). "CISO ini kerjanya sama seperti satpam fisik, melakukan ronda, tapi ronda dari sisi teknologi. CISO akan melihat titik-titik weak point yang harus ditutup, itu adalah satu upaya untuk melindungi data-data nasabah," kata Hery.
BSI juga terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan sesuaiterhadap aturan yang berlaku. Adapun layanan BSI sudah menunjukkan kemajuan signifikan sejak Kamis, baik di kantor cabang, ATM, maupun mobile banking, khususnya fitur dasar.
Sehingga, kata Hery, dapat digunakan oleh nasabah untuk bertransaksi. Terkait layanan haji tahun 2023, BSI menyatakan bahwa pelunasan biaya calon jemaah haji telah mencapai 97,67 persen atau telah dilunasi oleh 157.775 orang calon jemaah.
Khusus pada Jumat (12/5/2023), BSI melayani pelunasan biaya haji sebanyak 4.303 calon jemaah. Dari jumlah itu, ada 208 nasabah melakukan pelunasan melalui mobile banking yakni BSI Mobile.
Sementara itu, untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, BSI menyiagakan sebanyak 434 kantor cabang se-Indonesia untuk membuka operasional pada akhir pekan ini, Sabtu-Ahad (13-14/5/2023). Langkah itu dimaksudkan untuk membantu nasabah.
Sebelumnya, sebuah geng ransomware LockBit mengeklaim, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan sistem milik BSI. Alhasil, layanan aplikasi maupun anjungan tunai mandiri (ATM) bank syariah terbesar di Indonesia tersebut mengalami gangguan beberapa hari.
LockBit 3.0 bahkan membeberkan data yang berhasil dicuri mencapai 1,5 terabyte (TB). Dari 15 juta data pengguna dan pasword untuk akses internal dan layanan BSI yang bocor, LockBit 3.0 juga mengeklaim memiliki data karyawan, dokumen keuangan, data lengkap nasabah, seperti nama, nomor ponsel, alamat, saldo, hingga nomor rekening.