Rabu 17 May 2023 16:20 WIB

Ini Ternyata Pentingnya Asuransi Kesehatan dan Asuransi Jiwa

Generasi muda diajak hidup sederhana agar bisa menyiapkan masa depan dengan baik.

ilustrasi asuransi. Pada setiap tahapan kehidupan, ada tantangan dan risiko yang cenderung meningkat seiring pertambahan usia. Untuk itu, kita perlu melakukan manajemen risiko dengan cara melakukan  perencanaan keuangan dengan baik.
Foto: change.org
ilustrasi asuransi. Pada setiap tahapan kehidupan, ada tantangan dan risiko yang cenderung meningkat seiring pertambahan usia. Untuk itu, kita perlu melakukan manajemen risiko dengan cara melakukan perencanaan keuangan dengan baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada setiap tahapan kehidupan, ada tantangan dan risiko yang cenderung meningkat seiring pertambahan usia. Untuk itu, kita perlu melakukan manajemen risiko dengan cara melakukan  perencanaan keuangan dengan baik.

Salah satu risiko berbiaya tinggi adalah gangguan kesehatan. Sebab saat seseorang sakit, bisa jadi harus menyediakan sejumlah dana dalam waktu cepat untuk pengobatan. Terlebih dengan pertambahan usia, seseorang cenderung lebih mudah sakit.

Baca Juga

Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence, Samuji, MPD, CFP, CPC, menyampaikan, manajemen risiko penting dilakukan demi menghindari atau mengurangi risiko kehilangan uang dalam jumlah besar seandainya terjadi musibah. Dari pendapatan yang diperoleh, misalnya gaji bulanan, haruslah diatur sedemikian rupa agar cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar cicilan.

Dalam menyusun perencanaan keuangan, menyisihkan pendapatan untuk kebutuhan harian semata tidak akan cukup untuk memenuhi keperluan hidup pada masa mendatang. "Untuk itu, Anda harus menyisihkannya juga untuk dana darurat serta asuransi jiwa dan kesehatan. Pastikan juga dana yang dimiliki masih cukup untuk tabungan dan investasi," kata Samuji melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (17/5/2023). 

Samuji menyarankan agar masyarakat melindungi diri dengan asuransi kesehatan sejak fase lajang dan sudah memiliki pendapatan. Karena pada fase itu, premi yang dikenakan akan cenderung lebih murah jika kondisi kesehatan masih sehat.

Fase berikutnya adalah fase menikah dan berencana memiliki anak. Pada fase ini, pendapatan akan banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

 Pada fase ini mungkin juga akan ada tambahan tanggungan anggota keluarga. Bagi yang memiliki balita, ada risiko tinggi terserang penyakit. "Perlu asuransi kesehatan keluarga untuk mengurangi risiko gangguan finansial seandainya terjadi sakit pada masa pertumbuhan anak," kata dia.

Fase selanjutnya adalah fase berkeluarga. Fase ini ditandai dengan anak bertumbuh besar dan bersekolah hingga ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Mengingat biaya pendidikan terus naik setiap tahunnya, sebaiknya orang tua menyiapkan asuransi pendidikan sejak dini.

"Jika sudah mempersiapkan asuransi pendidikan maka kelak biaya pendidikan anak sudah terpenuhi seandainya terjadi risiko kehidupan seperti orang tua meninggal dunia," kata dia.

Pada fase berkeluarga, orang tua bertanggung jawab penuh soal pendanaan seluruh kebutuhan keluarga sehingga perlu memproteksi diri dengan asuransi jiwa. Pada asuransi jiwa ada Uang Pertanggungan (UP) yang dapat digunakan sebagai warisan untuk anak bila terjadi risiko kematian pada orang tua.

Pada akhirnya masa produktif akan berakhir saat usia orang tua memasuki fase pensiun, yakni tidak ada lagi pendapatan tetap seperti saat masih produktif. Masa pensiun akan dialami semua pekerja tapi sayangnya tidak semua berpikir untuk mempersiapkannya dengan baik sejak muda.

Samuji menyarankan agar generasi muda mulai membiasakan diri dengan pola hidup sederhana dan disiplin melakukan perencanaan keuangan. "Sehingga kita bisa mempersiapkan masa pensiun karena kelak ketika memasuki masa pensiun juga terdapat risiko kehidupan," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement