Rabu 17 May 2023 09:28 WIB

CORE: Kinerja Ekonomi Indonesia Melambat Setelah 25 Tahun Reformasi

Praktik monopoli bisnis semasa orde lama menjadi salah satu faktor anjloknya ekonomi.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Ekonom Senior Faisal Basri memaparkan penjelasan saat diskusi dan peluncuran buku Menuju Indonesia Emas di Jakarta, Senin (21/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ekonom Senior Faisal Basri memaparkan penjelasan saat diskusi dan peluncuran buku Menuju Indonesia Emas di Jakarta, Senin (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, kinerja ekonomi Indonesia mengalami kemunduran setelah 25 tahun reformasi. Bahkan, saat ini laju perekonomian Indonesia mengalami perlambatan atau deselerasi, baik dari sisi ekonomi maupun pembangunan masyarakat.

Ekonom Senior Indef Faisal Basri mencontohkan, saat ini penyaluran kredit perbankan mengalami kemunduran dibandingkan periode sebelum reformasi pada 1998.

Baca Juga

“Penyaluran kredit bank saat ini hanya mencapai 40 persen dari pendapatan domestik bruto,” ujarnya saat diskusi bertajuk ‘Refleksi 25 Tahun Reformasi dalam Perspektif Ekonomi dan Pemberantasan Korupsi’, yang digelar CORE Indonesia, Selasa (16/5/2023).

Bahkan, Faisal menyebut pertumbuhan ekonomi era Presiden Joko Widodo lebih rendah dibandingkan periode Presiden Soeharto. Jika dikomparasikan, menurut dia, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia masa kepemimpinan Soeharto tumbuh 5,98 persen, sebaliknya saat era Presiden Joko Widodo pertumbuhan ekonomi sepanjang 2014 — 2018 membentang dari 4,88 – 5,17 persen.