Kamis 18 May 2023 00:04 WIB

Wagub Jabar Dukung Sensus Pertanian, Agar tak Ada Petani Mengeluh Pupuk Langka

Data penerima pupuk subsidi ini masih memerlukan perbaikan.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.
Foto: Dok. Republika.
Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat H Uu Ruzhanul Ulum mendukung rencana Presiden Joko Widodo untuk merancang Sensus Pertanian Tahun 2023 agar bisa mendapatkan data petani yang tepat dan akurat. Menurut Uu, sejumlah daerah terutama di Jabar terkait data penerima pupuk terutama subsidi ini masih memerlukan perbaikan. Karena, di lapangan masih banyak petani yang mengeluhkan pupuk langka.

"Tapi kenyataannya bukan pupuk langka, melainkan data petani yang butuh perbaikan. Terutama tentang akurasinya. Data akurat penting untuk kebijakan pemerintah," ujar Uu, Rabu (17/5/2023).

Uu mengatakan, akurasi data petani sangat penting. Karena nantinya akan berpengaruh pada pembuatan kebijakan tentang pertanian.    Apalagi, kata dia, Jabar merupakan salah satu daerah lumbung padi secara nasional.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2018, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Sementara luas sawahnya mencapai 928.218 hektare berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang dengan nomor Kepmen: ATR/KBPN No 686/2019.

Uu menilai, dengan jumlah petani yang banyak dan lahan yang luas di Jabar, maka sebuah keputusan untuk pertanian sangat penting. Salah satu hal yang paling menentukan dalam sebuah keputusan kebijakan itu adalah akurasi data pertanian. Uu pun meminta, Dinas Pertanian untuk bekerja sama dengan stakeholder di sektor pertanian.

"Terutama data petani yang mendapatkan pupuk subsidi. Sebagai salah satu contoh Dinas Pertanian bisa memanfaatkan sistem digital yang sudah dimiliki para distributor," kata Uu.

Terpisah, SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, Pupuk Indonesia turut mendukung perbaikan data pertanian dengan digitalisasi, khususnya dalam penebusan pupuk bersubsidi.

Pupuk Indonesia, kata dia, selaku produsen dan penyalur pupuk bersubsidi telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung proses distribusi melalui uji coba piloting penggunaan Aplikasi REKAN yang dimulai September 2022 di Provinsi Bali. 

Selain itu, kata dia, Pupuk Indonesia juga bekerja sama dengan Bank Syariah indonesia (BSI) mengujicobakan Kartuntani Digital di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh sejak bulan Januari 2023. Menurutnya, kerjasama yang telah ditandatangani ini berdampak positif baik pada proses penyaluran maupun penebusan pupuk. 

Aplikasi REKAN dapat dimanfaatkan mitra Kios Pupuk Lengkap (KPL) pada proses penebusan pupuk secara elektronik dari sebelumnya manual. Sehingga, implementasi aplikasi REKAN turut mendukung perbaikan data serta tata kelola sektor pertanian.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengeluhkan soal data pertanian di Indonesia, terutama terkait dengan ketepatan data. Sementara data yang akurang membimbing pemerintah membuat kebijakan yang tepat bagi masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement