REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pemilik Manchester United (MU), keluarga Glazer, dilaporkan sedang mempertimbangkan menunda keputusan menjual klub sampai akhir musim nanti. Informasi tersebut didapatkan salah seorang sumber oleh ESPN.
Dua calon pembeli, yakni INEOS yang dipimpin miliarder Inggris, Sir Jim Ratcliffe, dan pengusaha Qatar Sheikh Jassim telah mengajukan tawaran kepada Raine Group.
Glazer juga mempertimbangkan tawaran investasi dari kelompok kecil yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Pada November 2022, Glazer mengumumkan sedang mencari alternatif strategis untuk klub, termasuk penjualan secara penuh atau menerima investasi dari luar.
Staf diberi tahu pada Maret 2023 tentang kejelasan status kepemilikan paling lambat akhir musim. Namun, sumber mengatakan kepada ESPN bahwa sekarang ada kekhawatiran bahwa Glazer menunda keputusan sampai akhir musim.
Salah satu alasan penundaan tersebut karena Glazer masih berusaha mencapai kesepakatan tentang masa depannya di MU, terutama karena Joel dan Avram Glazer enggan menyerahkan sahamnya. Sir Jim Ratcliffe sejatinya memberikan gagasan, yakni mengizinkan Joel dan Avram tetap sebagai pemegang saham dan memiliki kewenangan.
Adapun Sheikh Jassim melakukan penawaran keempatnya pekan lalu, yakni akan membeli saham MU seratus persen. Keluarga Glazer tetap bertahan meskipun terus mendapatkan tekanan dari suporter. Demonstrasi anti-Glazer pada Mei 2021 menyebabkan pertandingan Liga Inggris melawan Liverpool ditunda setelah beberapa penggemar masuk ke lapangan dan ruang ganti.
Ini menandakan suporter sangat menginginkan Glazer hengkang. Dan protes terbaru datang pada bulan lalu. Lebih dari seribu suporter berkumpul di pusat Kota Manchester jelang pertandingan melawan Aston Villa.
MU akan mengakhiri pertandingan Liga Inggris musim ini melawan Fulham di Old Trafford pada 28 Mei 2023, sebelum melawan Manchester City di final Piala FA 3 Juni 2023 di Stadion Wembley.
Pelatih MU Erik ten Hag mengharapkan adanya pemain baru pada bursa transfer musim panas ini demi kemajuan musim depan. Namun, permintaan Ten Hag tersebut menjadi rumit karena ketidakpastian kepemilikan klub.