REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meningkatkan program deteksi dini penyakit kanker melalui kegiatan promotif dan preventif secara merata di seluruh daerah di Indonesia.
"Masing-masing pilar transformasi kesehatan memiliki sekitar 10 hingga 15 program, sehingga total kurang lebih 100 program, dan salah satu prioritasnya adalah layanan kanker," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan layanan untuk pasien kanker merupakan prioritas dalam transformasi sistem kesehatan di Indonesia. Salah satunya dengan memaksimalkan ketersediaan layanan kanker di 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Selain meningkatkan kegiatan kuratif dan rehabilitatif, lanjutnya, Kemenkes juga memprioritaskan layanan kanker melalui program promotif dan preventif, terutama pada skrining dan deteksi dini.
"Saat ini sistem kesehatan di Indonesia lebih mengarah pada upaya-upaya pencegahan daripada pengobatan," katanya.
Kemenkes melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjamin pembiayaan gratis untuk skrining 14 jenis penyakit di puskesmas, salah satunya program layanan skrining kanker. "Wujud implementasi transformasi layanan primer yakni melalui BPJS Kesehatan yang saat ini tengah mengalokasikan Rp 9 triliun untuk pembiayaan layanan skrining yang di dalamnya termasuk untuk kanker," kata Menkes.
Kemenkes menyiapkan 10 ribu mesin ultra sound yang tahun ini akan dibagikan ke seluruh puskesmas di 514 kabupaten/kota di Indonesia guna mencapai target deteksi dini penyakit kanker payudara.
Selanjutnya program pemberian vaksinasi HPV secara gratis diberikan guna mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita. Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Tahun ini akan diberikan secara merata di 34 provinsi di Indonesia.
Selain vaksinasi, Kemenkes juga tengah menyiapkan program percontohan untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan metode HPV DNA Test. Saat ini HPV DNA test dilakukan di lima kota di DKI Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
"Hal ini dilakukan karena ke depannya akan ada tambahan program pengembangan metode Genome Sequencing di 38 Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia," kata Menkes.
Saat ini kanker masih penyumbang terbanyak angka kematian di Indonesia. Data Globocan pada 2022 melaporkan terdapat 396.914 pasien terdiagnosa kanker di Indonesia, dengan jumlah kematian sebanyak 234.511 kasus.