Senin 22 May 2023 23:05 WIB

Peringatan dari Pakar Agar Anak Jauh dari Bully

Anak yang dirundung orang tua bisa jadi korban atau pelaku bully.

Remaja disabilitas yang menjadi korban bullying sejumlah pelajar SMA di Cirebon (ilustrasi)
Foto: Instagram
Remaja disabilitas yang menjadi korban bullying sejumlah pelajar SMA di Cirebon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Dian Veronika Sakti Kaloeti mengatakan sikap orang tua menjadi salah satu penentu tumbuh kembang anak.

Anak yang merasa tidak diterima di lingkungan keluarganya, kata Dian Veronika, rentan menjadi pelaku perundungan, korban perundungan, atau menjadi pelaku sekaligus korban perundungan.

Baca Juga

"Ketika seorang anak merasa tidak diterima di lingkungan keluarga terdekatnya, dia akan mengembangkan suatu sistem kepribadian menjadi seorang pelaku atau akan jadi korban perundungan atau dia menjadi korban dan pelaku," kata Dian Veronika Sakti Kaloeti dalam webinar bertajuk "Sigap Cegah Bullying pada Anak" di Jakarta, Senin (22/5/2023).

Dian Veronika Sakti Kaloeti menambahkan ketika anak hidup dalam keluarga yang memiliki relasi tidak sehat, anak itu akan mengembangkan suatu cara berpikir agar dia diterima oleh ibunya, ayahnya, maupun lingkungannya. Hal senada dikatakan Dewan Pengarah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi Diena Haryana.

Diena Haryana meyakini perilaku perundungan pada anak berawal dari rumah. "Perundungan yang terjadi di rumah oleh ibu, bapak atau oleh keduanya, dampaknya bisa beberapa macam," kata Diena Haryana.

Pertama, bisa membuat seorang anak merasa minder atau disebut perilaku yang pasif, sulit berkomunikasi dengan orang lain, menganggap dirinya kecil, maupun memandang dirinya tidak mampu. Dampak kedua, bisa membuat anak berperilaku agresif.

"Dia dirundung orang tua, lalu ada kemarahan yang luar biasa dan itu menimbulkan kalau ada temannya yang menyinggung sedikit saja, dia akan meluapkan kemarahan yang ada dalam dirinya kepada temannya, adiknya," kata Diena Haryana.

Dampak ketiga, menyebabkan sikap pasif agresif pada anak. Diena menambahkan perundungan dari orang tua, tidak berefek kepada orang tua, tapi kepada orang-orang di sekitar anak.

"Anak ini akan menerima terus drundung sama orang. Sampai suatu saat dia tidak mampu menerima perundungan itu, dia akan marah semarah-marahnya, amarahnya tidak terbendung. Pasif agresif ini juga bahaya," kata Founder Yayasan Sejiwa ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement