Senin 29 May 2023 18:04 WIB

Kementerian ESDM Catat 193 Orang Ajukan Konversi ke Motor Listrik

ESDM akan memulai proses konversi usai kumpulkan pendaftar dan mengelompokkan motor.

Motor listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 193 orang telah mendaftarkan sepeda motornya untuk dikonversi dari motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik sejak dibuka pada awal April 2023.
Foto: Timesnownews.com
Motor listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 193 orang telah mendaftarkan sepeda motornya untuk dikonversi dari motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik sejak dibuka pada awal April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 193 orang telah mendaftarkan sepeda motornya untuk dikonversi dari motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik sejak dibuka pada awal April 2023 lalu. Pendaftaran dibuka melalui situs ebtke.esdm.go.id/konversi.

"Per 15 Mei ada 193 yang sudah mendaftar, memang kami memprosesnya," kata Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani saat diskusi FMB9ID yang disaksikan secara daring di Jakarta, Senin (29/5/2023).

Baca Juga

Intan menjelaskan ESDM akan memulai proses konversi usai mengumpulkan pendaftar melakukan pengelompokan unit motor guna menentukan bracket baterai yang akan digunakan.

"Jadi ini nanti dipetakan tipe ini ada berapa bracket-nya butuh berapa sehingga ketika pada waktu akan dilakukan semua komponennya sudah siap. Itu dalam rangka mengefisienkan karena prosesnya juga akan membutuhkan cek fisik," ujarnya.

Bagi masyarakat yang tertarik untuk mengkonversikan motornya menjadi motor listrik, bisa langsung mendaftar melalui situs ebtke.esdm.go.id/konversi atau mendatangi bengkel motor konversi. Namun, persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah telah lulus cek fisik kendaraan di Samsat.

"Karena khawatir konversi ini dipakai untuk pemutihan motoryang curian-curian. Ke Samsat terlebih dahulu untuk menyatakan bahwa motornya bener kok, nomor rangkanya bener, enggak curian. Terus satu lagi pajaknya sudah lunas gitu ya," sebut dia.

Lebih lanjut, Intan menuturkan bahwa pencairan insentif untuk konservasi motor listrik kepada bengkel pelaksana masih membutuhkan waktu 2 pekan yang turut menjadi salah satu faktor masih rendahnya minat masyarakat. Padahal, pemerintah menargetkan sebanyak 50ribu motor dikonversi pada tahun ini.

Oleh karena itu, Kementerian ESDM tengah meminta Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk dapat mempercepat distribusi insentif menjadi tujuh hari dalam bentuk kredit. 

"Nah itu untuk mereka itu sisanya selisihnya tadi, itu bank mau membiayai selama 3 tahun misalnya. Ini lagi kami diskusikan bank melihat profil lah ya. Jadi mereka tuh tinggal gini datang mendaftar kalau bank langsung mau selisihnya bank," jelasnya.

Selain dengan Himbara, Kementerian ESDM juga tengah menjajaki kerja sama dengan lembaga leasing. Intan menegaskan, ekosistem harus disiapkan terlebih dahulu agar masyarakat mau beralih ke kendaraan listrik atau mengkonversikan kendaraan lamanya. Termasuk juga menyiapkan secondary market untuk kendaraan listrik.

"Ekosistem ini penting. Sepeda motor biasa atau BBM konvensional sudah punya nih ekosistem, orang ingin tinggal datang ke leasing, udah bawa motor baru. Sekarang mereka mau beli motor baru itu mikir, ini nanti bisa dijual lagi nggak sih," ucap dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement