Selasa 30 May 2023 17:07 WIB

Pramono Anung: Cawe-Cawe Jokowi Bukan Intervensi Hasil Pemilu

Menurut Pramono, cawe-cawe Jokowi demi pelaksanaan pemilu transparan dan jurdil.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Pramono menegaskan, cawe-cawe Presiden Jokowi bukan intervensi hasil Pemilu 2024. (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Pramono menegaskan, cawe-cawe Presiden Jokowi bukan intervensi hasil Pemilu 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku melakukan cawe-cawe atau ikut campur demi kepentingan negara. Menurut dia, cawe-cawe Jokowi dalam hal yang positif.

"Beliau sampaikan cawe-cawe untuk hal yang positif, artinya pelaksanaan pemilu transparan, terbuka," ujar Pramono di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Baca Juga

Jokowi, jelas Pramono, juga menekankan tentang Pemilu 2024 yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil). Semangat itulah yang dimaksudkan cawe-cawe oleh Jokowi.

"Sekarang ini kan proses regrouping capres-cawapres. Yang berlangsung sangat dinamis, berberapa kebetulan ada di pemerintahan dan itu tentu pasti dilakukan transparan," ujar Pramono.

Tegasnya, cawe-cawe Jokowi bukan dalam ranah untuk memengaruhi dan mengintervensi hasil Pemilu 2024. Ikut campurnya Jokowi dalam rangka menjamin lancarnya pelaksanaan kontestasi.

"Bukan cawe-cawe kemudian untuk pengaruhi hasil pemilu, sama sekali tidak. Cawe-cawe itu menciptakan pemilunya itu berlangsung dengan baik," ujar Pramono.

Di samping itu, cawe-cawe Jokowi juga bukan dalam rangka memberikan dukungan terhadap satu calon presiden (capres) tertentu. Jokowi juga disebutnya tak melakukan endorsement terhadap sosok tertentu.

"Cawe-cawe kan bukan untuk berikan dukungan ke siapa, kan untuk ciptakan iklim demokrasi yang lebih baik, yang tidak melanggar peraturan apapun," ujar Pramono.

"Presiden tidak akan meng-endorse," sambungnya menegaskan.

Presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan para pimpinan media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/5/2023), merespons suara yang selama ini menilai dirinya cawe-cawe dalam urusan dengan partai politik. Jokowi menegaskan, cawe-cawe yang dimaksudkannya itu adalah dalam urusan yang positif.

"Untuk negara, saya cawe-cawe," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (29/5/2023).

Dirinya mengaku akan cawe-cawe untuk memastikan perekonomian negara berjalan baik. Dia juga menyatakan harus cawe-cawe agar pemilu nanti bisa berjalan secara demokratis.

Jokowi mengingatkan agar pernyataannya soal cawe-cawe itu tidak disalahartikan. "Jangan terus dianggap saya cawe-cawe urusan politik praktis," kata dia menambahkan.

 

photo
Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement