JAKARTA -- Selama 13 tahun, Suradi bekerja sebagai karyawan toko sembako di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Pekerjaan yang dia tekuni hingga tahun 2000, hingga akhirnya memutuskan membuka bisnis sendiri yang langka di masa itu, yaitu toko biji kopi.
Pada tahun-tahun itu, toko yang menjual biji kopi masing-masing sangat jarang, terlebih lagi di pasar Jakarta. Namun, ini yang memicunya untuk lebih mengedukasi masyarakat tentang keberadaan biji kopi Indonesia yang sangat beragam.
“Dulu justru pelanggannya kebanyakan orang luar negeri, mereka banyak datang,” ujar Suradi duduk bersantai di depan salah satu kios miliknya yang disulap menjadi lab tempat orang untuk belajar menyeduh kopi pada Rabu (31/5/2023).
Tapi, Suradi ingin masyarakat lokal pun mengenal kopi-kopi Indonesia. Berawal dari satu kedai, dia mencoba menjajakkan kopi yang sudah diseduh kepada pengunjung pasar.
Taktik ini akhirnya membuahkan hasil dengan bukti Suradi bisa memiliki 30 lebih kios di Pasar Santa. Kios-kios ini bukan hanya toko kopi, tapi juga lab kopi, gudang, hingga tempat memasak kopi.
Untuk bisa menggembangkan usaha bernama Toko Dunia Kopi ini, bapak satu anak ini mengaku sangat terbantu dengan program Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI. Terlebih lagi pengembangan upaya sejak 2016, saat itu dia mencoba mendatangkan biji kopi dari berbagai negara di tokonya. Bahkan hingga saat ini Suradi mengaku masih memanfaatkan KUR BRI untuk menambah kebutuhan dari tokonya.
Kini jenis biji-bijian di Toko Dunia Kopi sangat beragam. Untuk memenuhi kebutuhan pasokan dari berbagai daerah dan negara, Suradi mengaku terbantu dengan fasilitas digital yang ditawarkan BRI. Fitur yang paling sering digunakan adalah transfer karena bisa menjangkau ke seluruh pihak,.
“Saya ingin semua kopi ada di sini, makanya namanya dunia kopi,” ujar Suradi.
Toko ini pun sudah menjadi andalan para pelanggan yang mencari beragam kopi, bahkan biasanya warga negara mancanegara menjadikannya sebagai salah satu tempat wisata untuk menikmati kopi Indonesia. Salah satu pelanggan yang datang langsung adalah Lee yang berasal dari Korea Selatan. Dia mengatakan datang karena permintaan temannya yang menelpon dari Korea Selatan.
Rekan Lee itu meminta agar dapat membelikan kopi di toko yang berada di Jalan Cipaku I. "Beli di sini karena temen menitip untuk beliin karena di sana ngga nemu kopi yang seenak di sini," ujar Lee.