REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan jiwa merupakan penyakit medis yang memiliki patologi gangguan di dalam saraf otak. Termasuk penyakit otak, penderita gangguan jiwa ada di mana-mana dan bisa mengenai siapa saja tanpa memandang latar belakang, status ekonomi, atau pendidikan.
Dokter spesialis kesehatan jiwa, Lahargo Kembaren, menyebutkan ada beberapa gangguan jiwa yang sering terjadi. Psikiater yang menjabat sebagai Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS Marzoeki Mahdi Bogor, Jawa Barat itu mengatakan jenis gangguan jiwa berikut perlu perhatian khusus.
Demensia atau kepikunan pada orang tua
"Ditandai dengan hilangnya daya ingat, perubahan kepribadian, perubahan perilaku menjadi mudah marah, mudah sedih, perilaku tidak wajar seperti bicara dan tertawa sendiri, keluyuran, dan sulit belajar hal-hal yang baru," kata Lahargo.
Psikotik/skizofrenia
Ini merupakan gangguan penilaian realitas, ditandai dengan adanya halusinasi seperti mendengar suara-suara bisikan, melihat bayangan-bayangan, merasa di badan seperti ada yang menyentuh/meraba, atau seperti mencium bau-bauan yang tidak ada sumbernya.
Pembicaraan pengidapnya bisa tidak nyambung, juga adanya waham, yaitu keyakinan yang salah, seperti merasa dibicarakan orang lain, seperti merasa ada yang ingin berbuat tidak baik, dan merasa sebagai orang yang berbeda. Sering kali kondisi ini disertai dengan perilaku agresif yang berbahaya seperti marah, merusak, dan melukai orang lain.
Depresi
Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam disertai dengan hilangnya semangat dan motivasi. Badan jadi mudah lelah/tidak bertenaga, terjadi perubahan pada pola tidur dan pola makan, sulit konsentrasi/tidak fokus, serta bisa mengarah pada keinginan untuk bunuh diri.
Cemas/ansietas
Rasa cemas/khawatir/panik mendominasi gangguan ini. Gangguannya disertai dengan adanya perubahan pada tubuh seperti nafas cepat dan pendek, jantung berdebar, keringat dingin, nyeri/tidak nyaman di perut, pusing, juga pandangan kabur.
Bipolar
Ini merupakan gangguan suasana hati atau perasaan. Orang yang mengalaminya mengalami perubahan mood dari senang ke sedih yang berlebihan, saat senang merasa memiliki banyak energi, tidak tidur-tidur, dan merasa sanggup mengerjakan banyak hal.
Namun, ada perilaku berisiko dan hasrat seksual yang meningkat. Dia pun bisa saja belanja berlebihan, membagikan barang secara tidak wajar, bicara cepat dan loncat dari satu topik lainnya. Pada lain kesempatan, bisa muncul gejala seperti gangguan depresi.
Gangguan kepribadian
Ini merupakan suatu gangguan yang sudah mendalam ditandai dengan kepribadian yang tidak fleksibel dan kaku sehingga tidak bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan. Lahargo menyebutkan, ada banyak macam gangguan kepribadian.