REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pelat merah anggota holding BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Petrokimia Gresik akan memperkuat program pertanian pintar atau smart precision farming dengan menambah jumlah drone pemupuk tanaman.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatwkwn, program Smart Precision Farming akan dijalankan dengan mengembangkan teknologi baru pada pertanian Indonesia. Contohnya, lewat pemanfaatan drone dan penggunaan produk pupuk dengan teknologi nano.
"Ini merupakan inovasi dari Insan Petrokimia Gresik untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan pertanian di Indonesia pada masa mendatang," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (1/6/2023).
Pemanfaatan drone digunakan pemupukan telah melalui tahap uji coba dari Petrokimia Gresik, salah satu fungsi utamanya, yakni menghemat biaya produksi bagi petani.
Sebab, Dwi Satriyo menjelaskan bahwa salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian yakni tenaga kerja. Sedangkan drone, cukup dioperasikan oleh satu orang, bisa menjangkau hingga 20 hektare lahan setiap harinya.
Drone ini telah dilengkapi dengan alat pendeteksi kondisi tanaman, jika ada tanaman yang kekurangan pupuk maka akan melakukan penambahan dosis pupuk sesuai kebutuhan. Sebaliknya, jika tanaman sudah subur maka dosis pupuknya juga akan dikurangi, sehingga pemupukannya lebih presisi.
Petrokimia Gresik memiliki dua drone, dan akan ada penambahan sampai 100 unit drone. Harapannya, ke depanbsetiap area akan ada skuadron drone yang kerjanya melengkapi Mobil Uji Tanah Petrokimia Gresik dan keliling ke Indonesia.
Terlebih, drone ini juga bisa meng-capture geospasial sehingga bisa melihat kondisi tanaman yang dibudidaya, apakah tumbuh subur atau sebaliknya. Hasil capture ini juga dapat dikoneksikan dengan satelit, sehingga scale up-nya bisa dimanfaatkan pertanian Indonesia, hasil capture ini dapat memberikan data luas tanam yang ada di negara ini.
Adapun pupuk dengan teknologi nano nantinya akan diaplikasikan ke lahan pertanian dengan menggunakan drone yang yang telah diuji coba itu. Nantinya, pupuk berteknologi nano besutan Petrokimia Gresik terbilang akan menjadi yang pertama diproduksi oleh produsen pupuk Indonesia.
"Pupuk ini akan kami luncurkan di hari ulang tahun ke-51 Petrokimia Gresik dan memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya pengaplikasian yang jauh lebih efektif dan efisien. Sedangkan Smart Precision Farming akan terus kami kembangkan dan persiapkan dengan baik agar dapat segera terimplementasi," jelasnya.
Terakhir, Dwi Satriyo juga menyebut Smart Precision Farming juga harapannya bisa mendorong dan meningkatkan ketertarikan generasi muda terjun sektor pertanian. Mengingat, generasi muda identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang praktis.
"Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkesempatan meninjau kesiapan program Smart Precision Farming itu di Gresik, Jawa Timur, Selasa (30/5/2023) malam.
Mentan dalam arahannya menyampaikan bahwa pertanian merupakan sumber daya yang saat ini paling siap untuk mendukung negara semakin kokoh, kuat, dan sejahtera. Apalagi pertanian juga bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian beserta sektor lain.
"Kalau begitu Petrokimia Gresik menjadi sangat penting bagi Republik ini. Petrokimia Gresik menjadi kekuatan yang utama. Tapi kita tidak bisa bertani seperti kemarin, tertinggal banget. Ongkosnya bisa mahal, hasilnya sederhana," jelas Mentan.
Mentan pun mengapresiasi program pertanian pintar yang digagas Petrokimia Gresik terhadap pertanian Indonesia semakin baik. Namun, dirinya tetap mengingatkan jangan sampai inovasi mandek karena Petrokimia Gresik cepat berpuas diri.
"Tidak boleh kalah dengan yang lain. Kalau secara nasional iya maju, tapi kita juga harus lihat bagaimana majunya Thailand, bagaimana majunya India. Beruntung kita hari ini melihat Smart Precision Farming," ucapnya.