REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR — Provinsi Bali yang selama ini dikenal destinasi utama wisata Indonesia ternyata punya potensi besar menjadi pusat fesyen digital. Tidak main-main, Pulau Dewata itu bisa unggul di tingkat Asia dalam hal fesyen digital.
Founder MAJA Labs Adrian Zakhary menjelaskan, banyaknya kunjungan wisatawan dari berbagai negara dan kawasan menjadikan Bali sebagai destinasi utama. Kesempatan ini sangat mungkin dimanfaatkan untuk gelaran fesyen digital.
Pemerintah daerah bersama pegiat usaha dapat melakukan setting tren fesyen di Bali. Dengan begitu, para pelancong akan mengikuti tren fesyen yang ada. Bahkan mereka akan membawa fesyen di Bali sebagai cinderamata yang akan diberikan kepada orang tercinta di daerah asal.
Adrian mengungkapkan Bali memiliki potensi luar biasa dari sisi seni dan budaya sehingga dirinya optimis jika Bali bisa menjadi pusat fesyen digital dengan kekayaan budaya yang mendunia. Dirinya ingin menjadikan Bali sebagai pusat fesyen digital di kawasan Asia.
"Kita ingin mengangkat Bali sebagai pusat digital fashion tidak hanya di Indonesia tapi juga di Asia. Caranya adalah dengan melakukan kolaborasi dan edukasi," ujar Founder MAJA Labs Adrian Zakhary di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Art Center, Sabtu 3 Juni 2023.
Menurutnya hal tersebut sangat mungkin bisa terwujud asalkan dilakukan dengan kolaborasi, berkontribusi sesuai kemampuan yang dimiliki. Pegiat teknologi dapat berkolaborasi dengan para seniman Bali, sehingga bisa melahirkan sebuah karya yang khas secara budaya dan tampil kekinian lewat pemanfaatan teknologi digital.
"Kita mendorong kolaborasi antara pelaku di bidang teknologi dengan para seniman dan desainer Bali dalam melahirkan sebuah karya bermuatan budaya lokal yang mendunia. Dalam hal ini bisa berupa karya dalam bentuk phygital, perpaduan antara fisik dan digital," beber Adrian.
Yang tidak kalah penting adalah soal literasi fesyen digital yang harus terus dilakukan ke semua kalangan. Dalam hal ini, edukasi menjadi kunci penting agar pemanfaatan teknologi fesyen digital bisa semakin dikenal luas oleh para seniman khususnya dan masyarakat luas.
"Kami telah berhasil melakukan ini saat Bali Digital Fashion lalu lewat serangkaian masterclass yang fokus membahas seputar fesyen digital beserta peluang dan tantangan di masa depan," ucapnya.
Selain itu, Adrian Zakhary mengungkapkan bahwa MAJA Labs kini tengah mengembangkan platform fesyen digital yang bernama Drezzo.
Di Drezzo, MAJA Labs ingin memperkenalkan budaya Bali ke orang luar negeri. Seperti yang diketahui, ada banyak koleksi digital fashion yang mengusung budaya Bali di Drezzo. Dan kerennya koleksi fesyen digital itu bisa dikoleksi secara cuma-cuma atau gratis di website Drezzo.io.
"Kita mengenalkan budaya Bali ke orang luar negeri lewat Drezzo," ucap Adrian.
Gelaran Bali Digital Festival (Digifest) II telah resmi dibuka di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, pada Jumat 2 Juni 2023. Founder MAJA Labs Adrian Zakhary turut hadir dalam meriahnya pembukaan acara Bali Digifest II yang diresmikan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster bersama sejumlah pejabat pemerintahan.
Adrian mendampingi Gubernur Bali saat menyambangi digital fashion booth dari MAJA Labs. Dalam kesempatan berharga tersebut Adrian menunjukan teknologi digital fashion, hingga Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang sedang dikembangkan oleh MAJA Labs.
Gubernur Bali, Wayan Koster juga antusias mencoba pengalaman Digital Fashion Augmented Reality (AR) yang disajikan di immersive booth MAJA Labs. Terdapat ratusan koleksi digital fashion yang juga turut dipamerkan MAJA Labs di digital fashion booth Bali Digifest 2023.
Adrian Zakhary juga turut menjadi pembicara penting bersama Ny. Putri Suastini Koster (Ketua Dekranasda Prov. Bali) di acara Digital Fashion Talkshow yang mengangkat tema Eksistensi Fashion Bali dalam Perkembangan Digital.