REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen pada Mei 2023. Dibandingkan bulan sebelumnya, inflasi Kota Malang pada kali ini dilaporkan meningkat.

"Inflasi April 0,24 persen, sedangkan bulan Mei sebesar 0,25 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Erny Fatma Setyoharini dalam konferensi pers secara daring, Senin (5/6/2023).

Menurut Erny, ada sejumlah komoditas yang menyebabkan inflasi Kota Malang meningkat. Komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah harga daging ayam ras. Komoditas ini mengalami peningkatan harga hingga 4,86 persen dengan andil inflasi sekitar 0,0571 persen.

Erny mengungkapkan, kenaikan daging ayam ras masih dipengaruhi masa Lebaran beberapa waktu lalu. Ditambah lagi, terdapat kenaikan biaya produksi yang meliputi peningkatan harga pakan ternak (jagung). Kemudian juga dilatarbelakangi kenaikan harga day old chicken (DOC). 

Peningkatan harga pakan ternak nyatanya turut memengaruhi harga telur ayam ras. Bahkan, komoditas ini menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua di Kota Malang. Berdasarkan catatan BPS, harga telur ayam ras naik hingga 8,59 persen lalu memberikan andil inflasi sekitar 0,0471 persen.

Selain dua komoditas tersebut, inflasi Kota Malang juga dipengaruhi harga rokok kretek filter dan bawang merah. Menurut Erny, harga rokok kretek meningkat 1,68 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0306 persen. Sementara itu, harga bawang merah naik 11,18 persen dengan memberikan andil inflasi sekitar 0,0287 persen.

Sebagai informasi, inflasi Mei untuk kategori yoy (year on year) Kota Malang sekitar 4,22 persen. Erny menilai, angka ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi di Kota Malang mulai melemah. Adapun nilai inflasi April yoy di Kota Malang sebesar 4,49 persen.

Ikuti Whatsapp Channel Republika