REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saeful Hidayat menanggapi salah satu hasil survei yang menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto unggul di pemilih kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Ia menyebut bahwa survei adalah bentuk pengetahuan, tetapi bukanlah patokan untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Ini (survei) menjadi masukan bagi partai, bagi Pak Ganjar, dan PDI Perjuangan untuk merumuskan pola-pola kampanye untuk bisa menggaet pemilih muda, salah satunya dengan warga Nahdliyyin," ujar Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Ia mengatakan, PDIP dan Nahdlatul Ulama memiliki kedekatan yang sudah terjadi sejak lama. Bahkan, Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi) memiliki wakil presiden dari kalangan tersebut.
"Jadi itu sebagai masukan bagi kami dan ini sebagai penyemangat. Sehingga kita lebih fokus lagi, aktif lagi untuk bisa bergerak bersama dengan rakyat NU, bersama Muhammadiyah, dan bersama organisasi kemasyarakatan," kata Djarot.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP), Ahmad Basarah mengatakan pihaknya menghormati NU sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia. PDIP juga kerap bekerja sama dengan kader-kader NU.
Salah satunya adalah Hamzah Haz yang menjadi wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri pada periode 2001-2004. Kerja sama dengan NU berlanjut pada pemilihan presiden (Pilpres) 2004, ketika Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi.
"Sekarang pun Pak Jokowi bersama Kiai Ma'ruf Amin juga tokoh NU. Jadi memang NU adalah sumber kawah candradimuka calon-calon pemimpin bangsa," ujar Basarah di Kantor Sekretariat TKRPP PDIP, Jakarta, Jumat (12/5/2023).
PDIP dan Megawati juga memiliki komunikasi yang bagus dengan Nahdlatul Ulama. Namun terkait peluang kader NU menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Ganjar Pranowo, hal tersebut harus melalui pembahasan yang panjang.
"Prosesnya masih cukup panjang, kewenangan itu ada pada Ibu mega, tentu bersama ketua umum parpol peserta kerja sama politik lainnya, akan berdiskusi dengan Pak Jokowi dalam kapasitas sebagai kader PDI Perjuangan," ujar Basarah.
Diketahui, Prabowo meraup elektabilitas tertinggi untuk segmen pemilih NU. Hal tersebut tercermin berdasarkan survei Litbang Kompas terbaru.
Ketua Umum Partai Gerindra itu berhasil menggeser bakal capres dari PDIP, Ganjar Pranowo. Pada survei sebelumnya, Ganjar meraih elektabilitas tertinggi di kalangan pemilih Nahdliyin.
Berdasarkan survei Litbang Kompas keluaran Mei 2023, eletktabilitas Prabowo di segmen NU mencapai 25,8 persen. Naik sekitar 7 persen dibandingkan survei pada Januari 2023.