REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang jamaah ditemukan dalam kondisi kesakitan di sekitar area Ma'taf, Jumat (2/6/2023) kemarin. Jamaah berusia 75 tahun ini ditemukan oleh dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), dr. Lebriandy dan dr. Sarah.
Setelah dicek, jamaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Batam (BTH 01) itu mengeluh rasa sakit yang menyerang ulu hatinya. Penanganan pertama pun langsung diberikan, dengan obat pereda nyeri, berupa parasetamol dan obat mag ranitidine.
Meski begitu, jamaah itu masih terus mengeluh kesakitan dan dari tubuhnya keluar keringat dingin. Dia mengeluhkan ada nyeri dada yang hebat seperti ditekan.
Melihat kondisi ini, tim PKP3JH bersama petugas lainnya bergegas mengevakuasi jamaah ke klinik Masjidil Haram. Sesampainya di klinik Masjidil Haram, pasien dirujuk ke Ajyad Hospital karena masuk kategori darurat, yang mana saat itu jam menunjukkan sekitar pukul 23.30 WAS.
Ajyad Hospital ternyata juga tidak mampu melakukan penanganan secara intensif sebab alat penunjang medisnya masih kurang lengkap. Jamaah akhirnya dirujuk ke RS King Abdullah sekitar pukul 23.50 WAS.
“Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting. Sebab, ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung,” kata dr. Lebri, panggilan akrabnya, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (5/6/2023).
Setelah dilakukan pemeriksaan di RS King Abdullah, dokter mendiagnosis pasien dengan STEMI extensive anterior wall. Karenanya, harus dilakukan tata laksana primary PCI. Dari kondisi pasien disebut terjadi kerusakan otot jantung, yang disebabkan adanya penyumbatan plaque di pembuluh darah arteri koroner jantung.
“Sehingga dibutuhkan tindakan pemasangan ring jantung oleh dokter, dengan tujuan membuka sumbatan plaque pembuluh darah koroner jantung tersebut agar jantung bisa berfungsi normal kembali,” kata dia.
Ia menyebut kondisi semacam ini menuntut penanganan cepat karena petugas dan tim dokter berpacu dengan waktu. Semakin cepat jamaah didiagnosis dan ditangani, semakin besar kemungkinan pasien bisa selamat dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien.
Ia juga menyebut jamaah ini diketahui memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi dan merokok. Saat di bangsal perawatan jantung RS King Abdullah pasca-pasang ring jantung, pasien sempat mengalami henti denyut nadi. Saat itu tim dokter segera melakukan CPR+DC shock.
“Alhamdulillah, atas ikhtiar yang dilakukan, Allah menakdirkan pasien bisa ditangani dengan baik. Saat ini keadaan umum pasien stabil dan rencana akan rawat jalan mulai besok,” ujar dr. Lebri.
Sebagai pengetahuan bersama, dr. Lebri pun membagikan tips mendiagnosa serangan jantung awal. Salah satu tanda serangan jantung khas orang Asia adalah terasa seperti sakit mag di ulu hati.
Untuk itu, ia meminta agar jamaah waspada dan segera melapor jika merasakan rasa sakit yang hebat di ulu hati. Sakit yang terasa di ulu hati harus segera dilaporkan ke petugas, sebab kondisi itu nantinya bisa menjadi serangan jantung.