Senin 05 Jun 2023 17:47 WIB

Survei: Mayoritas Pemilih PDIP Justru Setuju Sistem Proporsional Terbuka 

Survei Indikator sebut pemilih PDIP justru setuju dengan sistem proporsional terbuka.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi bendera PDIP yang dipasang di pinggir jalan (ilustrasi). Survei Indikator sebut pemilih PDIP setuju dengan sistem proporsional terbuka.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ilustrasi bendera PDIP yang dipasang di pinggir jalan (ilustrasi). Survei Indikator sebut pemilih PDIP setuju dengan sistem proporsional terbuka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei nasional Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa mayoritas pemilih PDIP ternyata setuju pemilu menggunakan sistem proporsional terbuka. Padahal, DPP PDIP selama ini gigih menginginkan sistem pemilu diubah menjadi sistem proporsional tertutup. 

Peneliti utama di Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, sebanyak 78,3 persen pemilih PDIP pada Pemilu 2019 mengaku setuju dengan sistem proporsional terbuka atau sistem yang memungkinkan pemilih mencoblos calon anggota legislatif (caleg) yang diinginkan. Hanya 14,2 persen yang setuju sistem proporsional tertutup alias sistem coblos partai. 

Baca Juga

"Basis pemilih PDI Perjuangan, meski elitenya secara umum pro proporsional tertutup, tapi basis masanya pro proporsional terbuka," kata Burhanuddin ketika merilis hasil surveinya secara daring, dikutip Senin (5/6/2023). 

Burhanuddin mengatakan, pemilih partai lain pada Pemilu 2019, semuanya di atas 77 persen mendukung sistem proporsional terbuka. Hanya pemilih PKB yang presentasenya sedikit rendah mendukung sistem proporsional terbuka dibanding partai lain, yakni 66,7 persen. 

Jika dilihat berdasarkan sosio demografi responden, lanjut dia, mayoritas juga mendukung sistem proporsional terbuka. Misalkan berdasarkan jenis kelamin, rentang usia etnis, tingkat pendidikan, agama dan tingkat penghasilan responden, presentasenya di atas 70 persen. 

"Yang pro proporsional terbuka datang dari semua segmen demografi. Termasuk semua segmen konsituen politik," kata pria peraih gelar doktor ilmu politik dari Australian National University itu. 

Secara keseluruhan, kata Burhanuddin, sebanyak 80,6 persen responden setuju pemilu menggunakan sistem proporsional terbuka. Sedangkan yang setuju penerapan sistem proporsional tertutup hanya 11,9 persen. Sisanya tidak tahu/tidak jawab. "Artinya, preferensi (publik) terhadap sistem proporsional terbuka mayoritas mutlak," ujarnya. 

Survei Indikator Politik Indonesia ini digelar pada 9-16 Februari 2023, tapi baru dirilis awal Juni 2023. Survei ini melibatkan 1.220 responden dari seluruh provinsi, yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement