Ahad 17 Nov 2024 19:54 WIB

Survei Indikator Terbaru Sebut Lutfhi-Gus Yasin Unggul dari Andhika-Prihadi

Ahmad Luthfi-Gus Yasin unggul 47,2 persen dalam survei Indikator

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (tengah) didampingi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2 Ahmad Luthfi (kanan) - Taj Yasin (kiri) menyapa pendukungnya dari mobi Jip saat pawai di Jalan Raya Tegal-Purwokerto, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2024). Pawai sepanjang tiga kilometer itu dihadiri ribuan para pendukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin dari berbagai daerah.
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (tengah) didampingi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2 Ahmad Luthfi (kanan) - Taj Yasin (kiri) menyapa pendukungnya dari mobi Jip saat pawai di Jalan Raya Tegal-Purwokerto, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2024). Pawai sepanjang tiga kilometer itu dihadiri ribuan para pendukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin dari berbagai daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Hasil survei indikator mencatat, paslon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul (dengan mendapat 47,2 persen) dari Andhika Prakasa-Hendrar Prihadi (43,5 persen).

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan hasil survei itu dilakukan 7-13 November 2024 dengan jumlah responden sebanyak 3.500 orang. Survei dilakukan dengan metodologi multi stage random sampling, dengan margin error 2,3 persen.

Baca Juga

“Dalam catatan itu, ada 9,4 persen masyarakat yang belum menentukan jawaban,” kata Burhanuddin melalui siaran secara daring zoom dan live streaming YouTube, Ahad (17/11/2024).

Dia memaparkan, survei dilakukan di seluruh kota/kabupaten Jawa Tengah dengan sampling berdasarkan jumlah pemilih setiap kota.

Artinya, lanjut Burhanuddin jumlah responden di Kota Semarang berbeda dengan Kota Magelang. Jumlah pemilih di Semarang tercatat 4,4 persen, sementara Kota Magelang 0,3 persen dari jumlah responden.

Sementara itu, secara khusus ketika Pemilihan Gubernur dilakukan saat ini, Ahmad Luthfi meraih suara 50 persen pemilih, mengalahkan paslon Andhika Perkasa 43,6 persen, sedangkan 6,4 persen memilih tidak menjawab.

Begitupun dengan kemantapan pemilih, Indikator politik mencatat kemantapan pemilih Ahmad Luthfi cenderung lebih tinggi sebesar 76,2 persen, sedangkan 14,5 persen masih bisa berubah, dan 9,3 persen memilih tak menjawab.

Kondisi berbalik terjadi pada Andhika Perkasa, responden yang memantapkan pilihan ke dirinya tercatat 72,2 persen, dengan 9,3 persen bisa berubah dan 18,5 persen diantaranya tak menjawab.

“Artinya, tingkat kemantapan pemilih AL-TY (Ahmad Luthfi - Taj Yasin) lebih baik dari AP-HP (Andhika Perkasa-Hendrar Prihadi),” tambahnya.

Di sisi lain dalam tiga kali survei yang dilakukan Indikator Politik kedua paslon terlihat alami penurunan, terutama pada survei kedua menuju ketiga.

Tercatat Andhika Perkasa yang meraih 32,6 persen di survei pertama sempat melonjak 44 persen di kedua, lalu turun 43,5 persen di survei terakhir.

Sedangkan Ahmad Luthfi yang sempat konsisten 48,2 persen pada survei pertama dan kedua kemudian turun pada 47,2 persen.

BACA JUGA: Keajaiban Tulang Ekor Manusia yang Disebutkan Rasulullah SAW dalam Haditsnya

Begitupun dengan efek popularitas yang mengerucutkan bila pencoblosan dilakukan hari ini. Andhika dan Hendri cenderung memiliki suara stagnan yaitu 43,6 persen pada survei pertama dan kedua. Sementara Ahmad Luthfi diketahui alami kenaikan dari 47,2 persen menjadi 50 persen.

Burhanuddin sendiri menjelaskan bila saat ini nilai pemilih bisa berubah. Sebab, selain belum mengukur keterlibatan Jokowi yang berulang kali turun gunung, efek partai belum terlihat dalam survei ini.

“Pak Jokowi sendiri turun setelah hasil survei rampung. Sementara baik nomor 1 atau 2 belum menggerekan mesin partai,” terangnya.

Artinya, kata Burhanuddin ini belum hasil akhir, termasuk politik uang dan peran Gen Z yang bisa menarik pemilih baru soal kesukaan dalam pencoblosan 27 November 2024.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement