REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 18 Desember tahun lalu, dalam usia 35 tahun yang tak muda lagi, Lionel Messi akhirnya berhasil memimpin Argentina menjuarai Piala Dunia 2022 setelah menaklukkan juara bertahan Prancis lewat adu penalti. Itu adalah trofi yang sebelumnya tak pernah bisa diraih Messi, padahal ia sudah mendapatkan segalanya, termasuk tujuh gelar pemain terbaik dunia (Ballon d'Or).
Sejak menjuarai Piala Dunia 2022 itu pula Messi dan timnas Argentina tak pernah lagi bertanding. Sampai kemudian pada 24 Maret 2023, Argentina dijajal Panama dalam laga persahabatan yang dimenangkan tim Tango dengan skor 2-0. Lima hari setelah itu, Argentina menggasak Curacao 7-0, juga dalam laga persahabatan.
Hampir semua pemain yang mengantarkan Argentina menjuarai Piala Dunia 2022 diturunkan oleh pelatih Lionel Scaloni untuk menghadapi Panama, dan Curacao yang dikalahkan Indonesia dalam dua laga persahabatan tahun lalu. Kala melawan Panama dan Curacao, Messi turut mencetak gol, bahkan membuat hattrick saat mencukur Curacao 7-0.
Dua bulan setelah kedua laga itu, Argentina memilih Australia dan Indonesia menjadi lawan berikutnya, juga dalam kerangka pertandingan persahabatan. Albiceleste akan menghadapi Australia pada 15 Juni di Cina, disusul 19 Juni 2023 melawan Indonesia, dalam tur Asia.
Uniknya, hanya Indonesia yang dipilih sebagai tim yang berstatus menjamu Argentina. Dengan kata lain, Indonesia mendapatkan kehormatan besar menjadi tim sepak bola pertama yang menjamu Argentina setelah menyandang status juara dunia akhir tahun lalu.
Indonesia pantas berbangga dengan penghormatan ini yang bisa memperlihatkan adanya apresiasi dunia atas level dan status sepak bola negeri ini saat ini.
Argentina tidak memilih tim-tim Asia atau Asia Tenggara lain yang lebih tinggi peringkatnya dari Indonesia. Tak hanya memilih Indonesia, Argentina juga rela pergi sejauh 15.600 km demi dijamu timnas Indonesia.