REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa investasi membutuhkan dana yang sangat besar. Padahal dengan dana yang relatif terjangkau, seperti Rp 10 juta, ada beberapa opsi investasi yang patut dipertimbangkan.
Sebelum mengalokasikan dana untuk investasi, pastikan dulu bahwa dana untuk keperluan sehari-hari telah dialokasikan. Pastikan pula dana darurat dan tabungan sudah mencukupi sebelum memulai investasi.
Sisa kelebihan dana yang dimiliki sebaiknya dialokasikan untuk membayar utang atau cicilan terlebih dahulu. Namun bila tak memiliki utang atau cicilan, kelebihan dana yang dimiliki dapat dialokasikan untuk investasi.
Mengingat ada banyaknya instrumen investasi, sebagian orang mungkin bingung untuk memilih jenis investasi yang sesuai. Perlu diketahui bahwa tak ada satu jenis investasi terbaik untuk semua orang. Setiap orang sebaiknya memilih instrumen investasi berdasarkan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih jenis investasi adalah profil risiko, menurut InvestorJunkie. Semakin rendah risiko dari sebuah investasi, keuntungan atau imbal hasil yang diterima juga akan rendah.
Hal serupa juga berlaku untuk investasi berisiko tinggi. Dengan risiko yang tinggi, suatu investasi juga berpeluang untuk memberikan keuntungan yang tinggi.
Pemilihan jenis investasi juga bisa didasarkan pada likuiditas, jangka waktu dan tujuan berinvestasi. Beberapa instrumen investasi lebih cocok digunakan dalam jangka pendek, namun ada pula yang lebih cocok digunakan dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Berdasarkan beragam faktor ini, ada beberapa jenis investasi yang dapat dipertimbangkan bila seseorang memiliki dana lebih sekitar Rp 10 juta. Berikut ini adalah tiga jenis investasi di antaranya.
Emas
Emas merupakan salah astu aset yang dianggap kuat untuk mendiversifikasi portofolio. Bagi sebagian orang, berinvestasi dengan membeli emas batangan dapat memberikan kepuasan tersendiri.
Emas dapat menjadi pertimbangan bagi orang-orang yang ingin berinvestasi dalam jangka panjang dan dengan profil risiko rendah. Sebaliknya, emas tidak cocok digunakan sebagai investasi jangka pendek karena harganya yang fluktuatif.
Di sisi lain, emas dapat menjadi pilihan bagi orang-orang yang menginginkan aset sangat likuid. Alasannya, emas cukup mudah untuk diperjual-belikan atau dicairkan menjadi uang, seperti dilansir CBS News.
Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang sebenarnya bukan pilihan yang ideal untuk investasi jangka panjang. Akan tetapi, reksadana pasar uang memiliki reputasi sebagai investasi yang cukup stabil. Reksadana pasar uang memiliki profil risiko yang rendah dan dapat menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan untuk investasi jangka pendek. Karena tak begitu terdampak oleh volatilitas pasar, reksadana pasar uang dapat menjadi opsi berinvestasi bagi orang-orang yang ingin mencapai suatu tujuan keuangan dalam jangka pendek.
Deposito
Bagi orang-orang yang mengutamakan jaminan keamanan, deposito bisa menjadi opsi investasi yang patut dipertimbangkan. Beragam bank memberikan keleluasaan bagi nasabah untuk melakukan deposito jangka pendek, menengah, atau panjang.
Pemilihan tenor atau jangka waktu deposito ini sebaiknya disesuaikan dengan tujuan finansial, kebutuhan likuiditas, dan profil risiko. Seperti dilansir Economic Times, deposito dengan tenor yang pendek memiliki likuiditas lebih tinggi, namun dengan imbal hasil yang lebih rendah.
Economic Times mengungkapkan, bank biasanya menawarkan suku bunga terbaik untuk deposito tetap dalam kurun waktu 2-5 tahun. Berdasarkan hal ini, orang-orang yang berharap imbal hasil lebih tinggi sebaiknya membuat deposito dengan tenor di rentang waktu tersebut.