Jumat 09 Jun 2023 18:40 WIB

Jelang Idul Adha, Permintaan Hewan Ternak di Sukoharjo Naik

Masih ada 807 sapi yang terindikasi positif LSD di Sukoharjo.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Hewan kurban di Jakarta (ilustrasi).
Foto: ROL/Abdul Kodir
Hewan kurban di Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Sukoharjo mengungkapkan terdapat kenaikan permintaan hewan ternak yang terjadi menjelang Idul Adha tahun ini. 

Menurut Kadispertan Sukoharjo Bagas Windaryatno kenaikan tersebut dipicu lantaran wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) sudah dapat teratasi. Ia mengungkapkan akan ada kenaikan setidaknya 5 persen. 

Baca Juga

"Daya beli masyarakat naik, selain itu juga karena tahun kemarin kan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih merebak. Sedangkan PMK tahun ini sudah terkendali, jadi diprediksi akan terjadi kebaikan sekitar lima persen," katanya ketika dihubungi, Jumat (9/6/2023). 

Di sisi lain, Kabid Peternakan Dispertan Sukoharjo, Arif Rahmanto menjelaskan bahwa total kebutuhan hewan kurban di wilayah Sukoharjo tahun lalu berada di kisaran angka 6.000 an ekor sapi. Jumlah tersebut diprediksi naik seiring dengan banyaknya hewan ternak yang telah divaksin PMK. 

Pihaknya juga mengungkapkan bahwa ketersediaan stok hewan kurban di Sukoharjo aman. Ia juga mengungkapkan mendatangkan ternak dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan ternak yang ada. 

"Kalau stok aman, karena kita juga mendatangkan hewan kurban dari luar daerah. Cukup untuk memenuhi kebutuhan, paling tidak 6.000 sapi dan 10 ribu kambing. Itu sudah termasuk yang dari luar," terangnya. 

Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan tindakan antisipasi terkait penyakit lumpy skin desease (LSD). Hal tersebut mengingat ada 807 sapi yang terindikasi positif LSD di Sukoharjo.

"Untuk pengawasan LSD, kita komunikasikan dengan petugas di lapangan. Penyakit LSD kan gejalanya kan secara kasat mata terlihat itu, ternak yang kami vaksin LSD juga sudah mencapai 2.000 ekor. Yang penting untuk LSD ini peternak harus cepat melapor jika ada indikasi," katanya mengakhiri. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement