Ahad 11 Jun 2023 17:29 WIB

Teroris Domestik AS Ted Kaczynski Tewas di Dalam Penjara, Diduga Bunuh Diri

Ted Kaczynski yang dijuluki Unabomber meninggal di usia 81 tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Terorisme (ilustrasi)
Foto: republika
Terorisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Terdakwa teroris Amerika Serikat (AS) yang dikenal Unabomber, Ted Kaczynski tewas di dalam penjara di usia 81 tahun. Stasiun televisi ABC News melaporkan sumber mengatakan penyebab kematiannya kemungkinan bunuh diri. 

Pada Sabtu (10/6/2023) sumber ABC News mengatakan, kematian Kaczynski sedang diselidiki sebagai bunuh diri tapi penyebab kematiannya belum resmi diumumkan. Biro Pemasyarakatan Federal AS mengatakan Kaczynski ditemukan tidak responsif di selnya sekitar pukul 12.30 waktu setempat. 

Baca Juga

Ia kemudian dibawa ke rumah sakit setempat di mana ia dinyatakan meninggal dunia. Sebelumnya ,Kaczynski dipenjara di penjara keamanan maksimal di Florida tapi pada Desember 2021 ia dipindahkan ke pusat medis federal di  Butner, North Carolina, karena kesehatannya semakin memburuk. 

Kaczynski yang diburu selama hampir 20 tahun sebelum akhirnya ditangkap pada 1996 dianggap sebagai pelaku pengeboman paling produktif di AS. Pihak berwenang mengatakan antara 1978 sampai 1995 Kaczynski menempatkan atau mengirim 16 bom yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari dua lusin orang. 

Sebelum diidentifikasi Unabomber, pada 1995 Kaczynski meminta surat kabar mempublikasikan manuskrip panjang jika tidak ia akan kembali membunuh. New York Times dan Washington Post menerbitkan 35 ribu kata atas rekomendasi Jaksa Agung AS dan direktur FBI. 

Ia berhasil teridentifikasi setelah saudara laki-laki dan iparnya curiga dengan tulisan Kaczynski. Iparnya Linda Patrik salah satu orang pertama yang mengidentifikasi Kaczynski sebagai Unabomber setelah membaca tulisannya. 

Dalam wawancara "20/20 on ID Presents: Homicide" pada 2016 lalu, Patrik mengenang kembali bagaimana ia mencurigai Kaczynski bertanggung jawab atas serangkaian pengeboman mematikan.  

"Saya memikirkan keluarga yang dibom. Pada satu ketika saat paket tiba di sebuah rumah pria dan putrinya yang berusia 2 tahun berada di sana. Ia hampir berada di ruangan itu ketika pria tersebut membuka paketnya. Beruntung putri dan istrinya keluarga, dan kemudian pria itu tewas, dan ada yang lainnya, dan saya menghabiskan hari-hari memikirkan orang-orang itu," kata Patrik. 

Patrik mengenali gagasan serupa dalam manuskrip yang diterbitkan surat kabar AS dengan surat yang dikirim Unabomber ke suaminya David Kaczynski. Keluarga itu akhirnya memutuskan untuk menghubungi FBI dan pada 3 April 1995, sembilan anggota tim SWAT mendekati Kaczynski di kabinnya di Montana. 

FBI mengatakan mereka menemukan sebuah bom aktif dan "begitu banyak komponen bom" di dalam kabin. "(Serta) jurnal 40 ribu halaman yang termasuk berisi eksperimen pembuatan bom dan penjelasan kejahatan Unabomber," kata FBI saat itu. 

"Ketika ia mengatakan 'ya saya pikir kakakmu Unabomber, saya pikir 'ya tidak perlu ada yang dikhawatirkan, Ted tidak pernah melakukan tindak kekerasan. saya tidak pernah melihatnya melakukan kekerasan," kata David Kaczynski saat di wawancara "20/20 on ID Presents: Homicide."

"Saya tidak bisa membayangkan dia melakukan apa yang telah Unabomber lakukan," tambahnya. 

Kaczynski disidang di Sacramento, California di mana inti kasusnya bukan tindak kejahatannya tapi kewarasannya dan apakah ia akan diampuni dari hukuman mati. Pada 1998 ia mengaku bersalah atas pembunuhan untuk hukuman seumur hidup tanpa syarat. 

FBI mengatakan Kaczynski yang kuliah di Harvard di usia 16 tahun dan mendapatkan gelar doktor bidang matematika dari University of Michigan juga pernah mengancam meledakan pesawat. FBI mengatakan nama Unabomber terinspirasi dari nama kasus UNABOM, yang merupakan singkatan dari University and Airline Bombing. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement